Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua, mengharapkan Festival Danau Sentani (FDS) dapat kembali masuk kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Perubahan waktu penyelenggaraan pada FDS XIII 2023 ke Oktober bersamaan dengan penyelenggaraan Konferensi Masyarakat Adat (KMAN) dari jadwal awal pada 19-23 Juni 2023 mengakibatkan kegiatan tersebut dicoret dari KEN Kemenparekraf.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura Ted Y Mokay di Sentani, Papua, Rabu, mengatakan tahun ini penyelenggaraan dikembalikan ke jadwal semula, sehingga diharapkan FDS kembali masuk KEN Kemenparekraf.

"Kita tahu bersama KEN adalah kumpulan kegiatan berkualitas dari 38 provinsi di Indonesia yang akan menjadi strategi kolaborasi antara Kemenparekraf dengan pemerintah daerah melalui penyelenggaraan kegiatan yang berkualitas," katanya.

Menurut Ted, Festival Danau Sentani merupakan kegiatan seni dan budaya dari masyarakat adat Kabupaten Jayapura yang terbagi dalam sembilan dewan adat suku.

"Sembilan dewan adat suku ini budaya dan keseniannya tentu berbeda-beda, tetapi pengunjung dapat menyaksikan berbagai pertunjukan budaya, kuliner, kesenian dari adat yang berbeda itu dalam satu kegiatan yakni FDS," ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya berharap FDS kembali masuk dalam kalender KEN Kemenparekraf, sehingga jadwal kunjungan wisatawan luar negeri lebih terakomodir dengan baik dan mampu meningkatkan wisatawan ke Papua.

"Kalau masuk dalam kalender KEN kan lebih baik, kegiatan budaya Festival Teluk Cenderawasih, Festival Lembah Baliem, serta Festival Teluk Humbolt jadwalnya telah diatur, sehingga kunjungan wisatawan asing ke Papua, bisa langsung menikmati semua festival tersebut, tidak perlu bolak-balik," katanya.

Dia menambahkan pada FDS XIV 2024 pihaknya kembali mengangkat tema Isosolo atau tarian yang dilakukan sekelompok orang di atas Danau Sentani dengan menaiki perahu.

"Tentu budaya ini hanya ada di Papua khususnya Danau Sentani, sehingga daya tarik inilah yang sengaja dibuat supaya menjadi catatan tersendiri Kemenparekraf dan dimasukkan kembali dalam program Kharisma Event Nusantara," ujar Ted.

Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024