Biak (ANTARA) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Biak Numfor, Papua sudah mampu membiayai kebutuhan medis secara mandiri dari hasil penerimaan jasa layanan kesehatan.
"Pendapatan RSUD Biak dari klaim BPJS Kesehatan saja setiap bulannya mencapai Rp7,5 miliar, kemudian dari sektor swasta dan dikombinasikan dengan dukungan dari APBD, maka rumah sakit ini sudah bisa mandiri," ujar Direktur RSUD Biak dr Ricardo R. Mayor di Biak, Minggu.
Ricardo optimistis ke depan dengan semakin banyaknya pendapatan rumah sakit membuat pelayanan kesehatan akan lebih baik.
Dengan pendapatan yang tinggi, lanjut Ricardo, maka akan berdampak terhadap pemenuhan sarana prasarana medis sehingga membantu meningkatkan kualitas tenaga kesehatan RSUD.
Apalagi dengan ketersediaan sarana prasarana RSUD Biak yang lengkap, keberadaan rumah sakit ini mampu mendongkrak pendapatan daerah.
"Peralatan serta sarana prasarana kesehatan lengkap dan ditunjang dengan ketersediaan SDM kesehatan yang profesional mampu mengangkat kinerja rumah sakit Biak," katanya.
Selain itu, dengan status RSUD menjadi rumah sakit rujukan di Saereri Papua, lanjut dia, maka berbagai kelengkapan sarana prasarana kesehatan terus ditambah. Termasuk dengan ketersediaan ruang rawat inap pasien hingga saat ini sebanyak 350 tempat tidur sehingga melengkapi sarana prasarana medis yang ada.
"Tahun ini RSUD Biak akan ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit level B dan rumah sakit pendidikan," katanya.
Sejak 2023 RSUD Biak juga telah dilengkapi dengan layanan pengobatan Hyiperbarik Chamber dan ruang operasi terintegrasi dan IGD yang beroperasi 24 jam.
"Pendapatan RSUD Biak dari klaim BPJS Kesehatan saja setiap bulannya mencapai Rp7,5 miliar, kemudian dari sektor swasta dan dikombinasikan dengan dukungan dari APBD, maka rumah sakit ini sudah bisa mandiri," ujar Direktur RSUD Biak dr Ricardo R. Mayor di Biak, Minggu.
Ricardo optimistis ke depan dengan semakin banyaknya pendapatan rumah sakit membuat pelayanan kesehatan akan lebih baik.
Dengan pendapatan yang tinggi, lanjut Ricardo, maka akan berdampak terhadap pemenuhan sarana prasarana medis sehingga membantu meningkatkan kualitas tenaga kesehatan RSUD.
Apalagi dengan ketersediaan sarana prasarana RSUD Biak yang lengkap, keberadaan rumah sakit ini mampu mendongkrak pendapatan daerah.
"Peralatan serta sarana prasarana kesehatan lengkap dan ditunjang dengan ketersediaan SDM kesehatan yang profesional mampu mengangkat kinerja rumah sakit Biak," katanya.
Selain itu, dengan status RSUD menjadi rumah sakit rujukan di Saereri Papua, lanjut dia, maka berbagai kelengkapan sarana prasarana kesehatan terus ditambah. Termasuk dengan ketersediaan ruang rawat inap pasien hingga saat ini sebanyak 350 tempat tidur sehingga melengkapi sarana prasarana medis yang ada.
"Tahun ini RSUD Biak akan ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit level B dan rumah sakit pendidikan," katanya.
Sejak 2023 RSUD Biak juga telah dilengkapi dengan layanan pengobatan Hyiperbarik Chamber dan ruang operasi terintegrasi dan IGD yang beroperasi 24 jam.