Biak (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Biak Numfor, Papua menyebut, hasil pengawasan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) siswa baru di satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), SMP, dan SMA/SMK, mewujudkan sekolah ramah anak dan bebas perundungan siswa.
"Selama tiga hari waktu MPLS siswa baru tahun pelajaran 2024/2025 semua satuan pendidikan menciptakan suasana lingkungan sekolah ramah anak dan berlangsung lancar hingga selesai," ujar Kepala Disdikbud Biak Numfor Kamaruddin di Biak, Kamis.
Ia mengatakan komponen sekolah ramah anak yang dilakukan satuan pendidikan saat MPLS mematuhi aturan pemerintah, dimana tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memperhatikan hak-hak anak.
Pada pelaksanaan proses belajar yang ramah anak, lanjut dia, adanya pengajaran disiplin tanpa kekerasan anak. "Serta sekolah juga telah menyediakan sarana dan prasarana yang ramah anak tidak membahayakan anak dan mencegah anak agar tidak celaka dengan melibatkan partisipasi para siswa di sekolah," sebut Kamaruddin.
Kamaruddin mengatakan prinsip sekolah ramah anak yakni tidak diskriminatif serta mengedepankan kepentingan anak.
Sekolah ramah anak, lanjutnya, menjamin keamanan dan perkembangan anak hingga menghormati setiap pandangan hak anak dengan adil terhadap setiap murid. "Serta menggunakan metode pembelajaran menyenangkan hingga proses belajar didukung bahan medis ajar dan anak nyaman sebagai murid," katanya.
Untuk mendukung program sekolah ramah anak, kata dia, pelibatan tiga pilar yaitu sekolah, orang tua, dan anak, menjadi perhatian satuan pendidikan dalam mewujudkan kondisi sekolah yang inklusif, sehat, aman, dan nyaman.
Pemantauan ANTARA hingga, Kamis, sejumlah satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK, melakukan MPLS dengan baik dan memperhatikan imbauan pemerintah terhadap sekolah ramah anak serta tidak boleh terjadi kekerasan dalam wujud apapun.
Sekolah yang melakukan MPLS berasal dari sekolah negeri maupun swasta antara lain SD Negeri I, SD Yapis, SD Angkasa Lanud Manusia, SMP Negeri 1,SMP Negeri 2,SMP Negeri 3, dan SMA Negeri 1.
"Selama tiga hari waktu MPLS siswa baru tahun pelajaran 2024/2025 semua satuan pendidikan menciptakan suasana lingkungan sekolah ramah anak dan berlangsung lancar hingga selesai," ujar Kepala Disdikbud Biak Numfor Kamaruddin di Biak, Kamis.
Ia mengatakan komponen sekolah ramah anak yang dilakukan satuan pendidikan saat MPLS mematuhi aturan pemerintah, dimana tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memperhatikan hak-hak anak.
Pada pelaksanaan proses belajar yang ramah anak, lanjut dia, adanya pengajaran disiplin tanpa kekerasan anak. "Serta sekolah juga telah menyediakan sarana dan prasarana yang ramah anak tidak membahayakan anak dan mencegah anak agar tidak celaka dengan melibatkan partisipasi para siswa di sekolah," sebut Kamaruddin.
Kamaruddin mengatakan prinsip sekolah ramah anak yakni tidak diskriminatif serta mengedepankan kepentingan anak.
Sekolah ramah anak, lanjutnya, menjamin keamanan dan perkembangan anak hingga menghormati setiap pandangan hak anak dengan adil terhadap setiap murid. "Serta menggunakan metode pembelajaran menyenangkan hingga proses belajar didukung bahan medis ajar dan anak nyaman sebagai murid," katanya.
Untuk mendukung program sekolah ramah anak, kata dia, pelibatan tiga pilar yaitu sekolah, orang tua, dan anak, menjadi perhatian satuan pendidikan dalam mewujudkan kondisi sekolah yang inklusif, sehat, aman, dan nyaman.
Pemantauan ANTARA hingga, Kamis, sejumlah satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK, melakukan MPLS dengan baik dan memperhatikan imbauan pemerintah terhadap sekolah ramah anak serta tidak boleh terjadi kekerasan dalam wujud apapun.
Sekolah yang melakukan MPLS berasal dari sekolah negeri maupun swasta antara lain SD Negeri I, SD Yapis, SD Angkasa Lanud Manusia, SMP Negeri 1,SMP Negeri 2,SMP Negeri 3, dan SMA Negeri 1.