Timika (ANTARA) - Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah melibatkan 68 guru untuk pengembangan pedagogi Kurikulum Merdeka guna persiapan memasuki tahun ajaran 2024-2025.
Sekretaris Eksekutif Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Pendidikan Lokon Johanis Ohoitimur di Timika, Selasa, mengatakan pengembangan pedagogi Kurikulum Merdeka juga bertujuan meningkatkan mutu guru di satuan pendidikan.
"Agar mutu guru terus meningkat maka STAP Timika menggelar kegiatan pengembangan pedagogi dalam implementasi Kurikulum Merdeka," katanya.
Yayasan Pendidikan Lokon sebagai pengelola SATP Timika.
Dia menjelaskan tentang tema tahun ini yakni "Refleksi dalam pembelajaran kurikulum merdeka", seperti yang telah ditetapkan secara nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Implementasi Kurikulum Merdeka yakni anak murid dengan bakat dan kemampuannya serta potensi yang dimiliki bebas belajar dan bertumbuh," ujarnya.
Dia menjelaskan SATP Timika sejak lama mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Hal ini dapat dilihat dengan banyak aktivitas praktik dilakukan.
"SATP Timika mewajibkan agar guru melibatkan anak murid harus berbicara mengemukakan pendapat dan harapannya, ini merupakan implementasi Kurikulum Merdeka," katanya.
Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon Timika Andreas Ndityomas mengatakan 68 guru ikut dalam pengembangan pedagogi Kurikulum Merdeka guna memajukan mutu para guru SATP Timika.
"Yang mengikuti pelatihan hari ini seluruh guru SD dan SMP serta sebagian dari asrama pembina yang berperan mendampingi anak-anak murid SATP Timika," katanya.
Sekretaris Eksekutif Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Pendidikan Lokon Johanis Ohoitimur di Timika, Selasa, mengatakan pengembangan pedagogi Kurikulum Merdeka juga bertujuan meningkatkan mutu guru di satuan pendidikan.
"Agar mutu guru terus meningkat maka STAP Timika menggelar kegiatan pengembangan pedagogi dalam implementasi Kurikulum Merdeka," katanya.
Yayasan Pendidikan Lokon sebagai pengelola SATP Timika.
Dia menjelaskan tentang tema tahun ini yakni "Refleksi dalam pembelajaran kurikulum merdeka", seperti yang telah ditetapkan secara nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Implementasi Kurikulum Merdeka yakni anak murid dengan bakat dan kemampuannya serta potensi yang dimiliki bebas belajar dan bertumbuh," ujarnya.
Dia menjelaskan SATP Timika sejak lama mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Hal ini dapat dilihat dengan banyak aktivitas praktik dilakukan.
"SATP Timika mewajibkan agar guru melibatkan anak murid harus berbicara mengemukakan pendapat dan harapannya, ini merupakan implementasi Kurikulum Merdeka," katanya.
Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon Timika Andreas Ndityomas mengatakan 68 guru ikut dalam pengembangan pedagogi Kurikulum Merdeka guna memajukan mutu para guru SATP Timika.
"Yang mengikuti pelatihan hari ini seluruh guru SD dan SMP serta sebagian dari asrama pembina yang berperan mendampingi anak-anak murid SATP Timika," katanya.