Jayapura (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua menyebutkan perkembangan ekonomi pada wilayah setempat tercatat tumbuh sebesar 17,49 persen secara year on year (yoy) atau tertinggi di antara provinsi lainnya seluruh Indonesia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Faturachman di Jayapura, Kamis mengatakan, pertumbuhan itu didorong oleh tingginya kinerja Lapangan Usaha (LU) pertambangan serta peningkatan LU non-tambang seperti LU administrasi pemerintahan dan LU konstruksi.
“Meski pertumbuhan masih didominasi pertambangan namun kami terus mendorong pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di Papua,” katanya.
Menurut Faturachman, beberapa di antaranya adalah pengembangan terhadap komoditas unggul seperti kopi dan kakao.
“Pengembangan dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti showcasing, business matching, yang dipadukan dengan Festival Cenderawasih dan Festival Kopi Papua pada Agustus 2024,” ujarnya.
Dia menjelaskan pada Juni 2024, tingkat inflasi nasional berada pada level 2,51 persen (yoy) di mana secara spasial inflasi di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Selatan relatif terjaga yakni pada level 1,47 persen yoy dan 2,04 persen (yoy).
“Sehingga menempatkan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Selatan berada dalam urutan 6 besar provinsi dengan inflasi terendah,” katanya.
Dia menambahkan hal itu dikarenakan adanya upaya pengendalian inflasi seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang mana terus diperkuat melalui sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga petani melalui rakor rutin, business matching.
“Karena GNPIP merupakan wujud dari sinergi dan inovasi antara Bank Indonesia dengan kementerian/lembaga terkait, serta pemerintah daerah dalam rangka mengendalikan laju inflasi khususnya pada kelompok pangan bergejolak,” ujarnya.