Sentani (ANTARA) - Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Diskop dan UMKM) Jayapura, Papua, mengingatkan agar pelaku usaha memanfaatkan fasilitas internet untuk memasarkan produknya.
Hal itu menyusul masih banyak pelaku UMKM Orang Asli Papua (OAP) masih berjualan offline atau tidak memanfaatkan teknologi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura Hariyanto, di Sentani, Minggu, mengatakan pola pikir pelaku usaha khususnya OAP harus diubah secara perlahan.
“Kami berencana melakukan pelatihan UMKM berbasis digital untuk mendorong pelaku usaha OAP menjual produknya melalui jejaring sosial internet,” katanya pula.
Menurut Hariyanto, dengan perkembangan teknologi dewasa ini, cara pemasaran offline kurang efektif sehingga metode penjualan online harus dilakukan.
“Kami berharap dengan berjualan online, maka mama-mama di kampung bisa menikmati hasil lebih maksimal dengan pesanan-pesanan konsumen,” ujarnya.
Dia menjelaskan dengan dukungan internet yang telah ada di kampung-kampung melalui bantuan Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dengan pemasangan Base Transceiver Station atau BTS sangat membantu masyarakat.
“Dukungan internet sudah ada, saat ini yang harus dilakukan memperkuat manajemen pemasaran online, sehingga ada peningkatan penjualan produk pelaku UMKM,” katanya pula.
Ia menambahkan pelatihan bagi pelaku UMKM OAP mengenai penggunaan sosial media dalam pemasaran produk dibiayai oleh dana Otonomi Khusus (Otsus) 2024.
“Dana Otsus untuk kami tahun ini kurang lebih Rp4 miliar digunakan dalam pemanfaatan peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui berbagai kegiatan salah satunya pelatihan marketing pelaku UMKM berbasis online,” ujarnya lagi.
Hal itu menyusul masih banyak pelaku UMKM Orang Asli Papua (OAP) masih berjualan offline atau tidak memanfaatkan teknologi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura Hariyanto, di Sentani, Minggu, mengatakan pola pikir pelaku usaha khususnya OAP harus diubah secara perlahan.
“Kami berencana melakukan pelatihan UMKM berbasis digital untuk mendorong pelaku usaha OAP menjual produknya melalui jejaring sosial internet,” katanya pula.
Menurut Hariyanto, dengan perkembangan teknologi dewasa ini, cara pemasaran offline kurang efektif sehingga metode penjualan online harus dilakukan.
“Kami berharap dengan berjualan online, maka mama-mama di kampung bisa menikmati hasil lebih maksimal dengan pesanan-pesanan konsumen,” ujarnya.
Dia menjelaskan dengan dukungan internet yang telah ada di kampung-kampung melalui bantuan Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dengan pemasangan Base Transceiver Station atau BTS sangat membantu masyarakat.
“Dukungan internet sudah ada, saat ini yang harus dilakukan memperkuat manajemen pemasaran online, sehingga ada peningkatan penjualan produk pelaku UMKM,” katanya pula.
Ia menambahkan pelatihan bagi pelaku UMKM OAP mengenai penggunaan sosial media dalam pemasaran produk dibiayai oleh dana Otonomi Khusus (Otsus) 2024.
“Dana Otsus untuk kami tahun ini kurang lebih Rp4 miliar digunakan dalam pemanfaatan peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui berbagai kegiatan salah satunya pelatihan marketing pelaku UMKM berbasis online,” ujarnya lagi.