Jayapura (ANTARA) -
Menurut Anwar, dengan FGD tersebut maka peningkatan kualitas data juga yang lebih akurat sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi perumusan kebijakan.
“PDRB menjadi salah satu indikator ekonomi yang paling penting dalam menilai ekonomi di suatu wilayah di mana indikator ini tersebut tidak hanya menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan, tetapi juga menjadi panduan bagi sektor swasta dalam menentukan arah investasi dan kegiatan ekonomi lainnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, dalam penyusunan PDRB yang menggunakan metode CVM merupakan salah satu inovasi yang harus dipahami dan diterapkan dengan baik karena teknik tersebut memungkinkan dalam mengukur laju pertumbuhan ekonomi dengan akurat.
"Metode CVM ini digunakan dalam penyusunan PDRB sehingga perlu dipahami bersama dengan baik, karena sangat memungkinkan kita untuk mengukur perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dengan lebih akurat dengan memperhitungkan perubahan volume dan harga dari waktu ke waktu,"katanya.
Dia menambahkan apalagi penerapan metode CVM tentunya harus memerlukan koordinasi antara pemerintah daerah, BPS dan seluruh instansi terkait, agar mendapatkan hasil yang maksimal dan terukur mengenai kinerja ekonomi di Papua Tengah.
"Penerapan metode CVM ini tentunya memerlukan pemahaman teknis yang mendalam serta koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, BPS, dan instansi-instansi terkait," ujarnya lagi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Papua terus memperkuat pondasi pembangunan ekonomi guna menciptakan lingkungan kondusif untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Papua Tengah, Anwar Harun Damanik dalam siaran pers di Jayapura, Kamis, mengatakan, dengan memperkuat pondasi pembangunan ekonomi maka dapat memberikan berbagai manfaat bagi pemerintah daerah seperti peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, peningkatan infrastruktur, peningkatan kualitas hidup dan stabilitas ekonomi.
“Jadi pada Rabu (11/9) kami bersama BPS telah menggelar Focus Group Discussion (FGD) di mana dengan penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Metode Chain Volume Measure (CVM) dan pembinaan statistik sektoral,” katanya.
Menurut Anwar, dengan FGD tersebut maka peningkatan kualitas data juga yang lebih akurat sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi perumusan kebijakan.
“PDRB menjadi salah satu indikator ekonomi yang paling penting dalam menilai ekonomi di suatu wilayah di mana indikator ini tersebut tidak hanya menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan, tetapi juga menjadi panduan bagi sektor swasta dalam menentukan arah investasi dan kegiatan ekonomi lainnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, dalam penyusunan PDRB yang menggunakan metode CVM merupakan salah satu inovasi yang harus dipahami dan diterapkan dengan baik karena teknik tersebut memungkinkan dalam mengukur laju pertumbuhan ekonomi dengan akurat.
"Metode CVM ini digunakan dalam penyusunan PDRB sehingga perlu dipahami bersama dengan baik, karena sangat memungkinkan kita untuk mengukur perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dengan lebih akurat dengan memperhitungkan perubahan volume dan harga dari waktu ke waktu,"katanya.
Dia menambahkan apalagi penerapan metode CVM tentunya harus memerlukan koordinasi antara pemerintah daerah, BPS dan seluruh instansi terkait, agar mendapatkan hasil yang maksimal dan terukur mengenai kinerja ekonomi di Papua Tengah.
"Penerapan metode CVM ini tentunya memerlukan pemahaman teknis yang mendalam serta koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, BPS, dan instansi-instansi terkait," ujarnya lagi.
Sekadar diketahui, sebelumnya telah dilakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama Pemprov Papua Tengah, BPS, para Pejabat tinggi, Kepala BUMD/BUMD dan sejumlah Pimpinan Perusahaan Swasta bertempat di Aula kantor Gubernur Papua Tengah, pada Rabu (11/9).