Jayapura (ANTARA) -
Akademisi dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, mengatakan dalam mewujudkan pembangunan swasembada pangan melalui food estate di Tanah Papua harus melibatkan masyarakat adat, sehingga terjadi keberlanjutan.
 
Akademisi Uncen Kurniawan Patma di Jayapura, Rabu, mengatakan dengan melibatkan masyarakat adat, maka dampak dari swasembada pangan dapat dirasakan langsung masyarakat sekitar.
 
"Perlu kolaborasi dengan masyarakat dalam hal industri pengolahan swasembada pangan, kebijakan, dan distribusi," katanya.
 
Menurut Kurniawan, selama strategi yang dilakukan oleh pemerintah adalah memberdayakan masyarakat sekitar dan tidak eksploitatif maka tentu akan memberikan kesejahteraan bersama.
 
"Oleh sebab itu pemerintah perlu memperhatikan industri pengolahan, literasi keuangan, dan literasi digital, masyarakat setempat," ujarnya.
 
Swasembada pangan, kata dia, tentunya merupakan salah satu tujuan setiap negara, termasuk Indonesia.
 
"Pertanian di Indonesia masih menjadi sektor penopang utama, sehingga proses mencapai target swasembada pangan di Tanah Papua membutuhkan kebijakan yang tepat guna mendukung program tersebut. Sebab sektor pertanian yang merupakan penopang ketahanan pangan saat ini justru menghadapi banyak tantangan," ucapnya.
 
Seperti konteks Papua saat ini, kata dia,  yang menjadi masalah adalah alih fungsi lahan dari kawasan hutan adat menjadi lahan pertanian.
 
"Karena masalah konversi lahan seperti ini akan mengancam pangan lokal sebagai bahan makan utama masyarakat Papua," kata Kurniawan Patma.
 
Untuk itu, menurut dia, pemerintah membutuhkan strategi yang memberdayakan masyarakat, bukan memperdaya masyarakat.
 

Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024