Jayapura (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sarmi terus memantau dampak gempa 6,6 magnitudo 6.6 yang terjadi Kamis (16/10).
Kepala BPBD Sarmi Darius Nari ketika dihubungi Antara dari Jayapura, Kamis mengatakan, gempa magnitudo 6.6 itu memang sempat mengagetkan masyarakat.
Pusat gempa diperkirakan berada 1.94 LS-139.03 BT atau sekitar 32 kilometer tenggara Sarmi dengan kedalaman18 kilometer.
Gempa tersebut dirasakan V MMI dan diperkirakan pusat gempa berada di sekitar Pantai Timur tepatnya di Pulau Masi-masi.
"Kami masih terus memantau terkait dampak gempa karena ada laporan beberapa bangunan di Sarmi rusak," katanya.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulisnya menyatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Anjak Mamberamo.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dampak gempa juga dirasakan di Jayapura dan Kasonaweja dengan skala intensitas III MMI, serta di Wamena, Timika dan Nabire dengan skala intensitas II MMI.
"Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Sarmi pantau dampak gempa magnitudo 6.6