Sorong (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua menyebutkan laku pandai di daerah ini mengalami peningkatan signifikan, yang berfungsi menyediakan layanan perbankan tanpa kantor bagi masyarakat di wilayah pedesaan.

Kepala Bagian Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan LMSt OJK Provinsi Papua Viktorinus Donny Vika Permana saat media gathering, di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (3/12), mengatakan jumlah agen perorangan per Desember 2024 mencapai 5.972, sementara badan hukum 62 agen.

"Pada September 2025, jumlahnya menjadi 1.878 agen perorangan dan 69 agen badan hukum, kenaikan jumlah agen menunjukkan semakin luasnya akses layanan perbankan di daerah yang jauh dari pusat Kota," katanya.

Menurut Donny, keberadaan agen membantu masyarakat bertransaksi tanpa harus bepergian jauh ke kota, termasuk layanan penarikan, setor tunai, dan pembukaan rekening.

"Laku pandai mempermudah masyarakat desa agar tidak perlu datang ke bank tetapi dapat mengakses layanan perbankan dengan mudah," ujarnya.

Dia menjelaskan, peningkatan agen juga memperkuat pelaksanaan berbagai program keuangan pemerintah seperti penyaluran bantuan sosial dan pembayaran non tunai.

"Dengan semakin banyaknya agen, maka layanan keuangan bagi masyarakat di kampung akan lebih merata hingga kampung yang lebih terpencil," katanya lagi.

Dia menambahkan, peningkatan agen dianggap juga membantu menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap layanan informasi dan mengurangi biaya transaksi.

"Kami menargetkan penambahan agen di wilayah terpencil pada 2026 untuk memperkuat pemerataan layanan keuangan berbasis desa," ujarnya lagi.


Pewarta : Agustina Estevani Janggo
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2025