Jayapura (Antara Papua) - Ustadz Ali Mochtar, tokoh muslim di Karubaga, Kabupaten Tolikara, meyakini salat Idul Adha 1436 Hijriah di daerah itu akan berlangsung aman dan terkendali karena perdamaian pascaperistiwa 17 Juli 2015 telah dilakukan.
"Kami sampaikan kepada saudara kami, baik yang ada di Papua dan nusantara ini, pelaksanaan Salat Idul Adha di Tolikara, insya Allah aman dan terkendali," katanya, saat berada di Kota Jayapura, Selasa.
Ustadz Ali Mochtar berada di Kota Jayapura karena pada Senin (21/9) siang mengikuti pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) di Mapolda Papua guna membahas tentang Shalat Idul Adha di Tolikara dan masalah kekinian Papua.
Menurut dia, Shalat Idul Adha pada pekan ini di Karubaga akan dibantu pelaksanaannya oleh umat nasrani yang ada di Tolikara, sehingga soal kelancarannya dipastikan tidak akan terganggu.
"Kami dari umat Islam dan tokoh-tokoh gereja serta umat GIDI siap membantu pelaksanaan shalat Idul Adha di Tolikara, jangan takut saudara-saudara kami yang di luar Papua, ini sudah ada titik terang menuju arah perdamaian yang murni," katanya.
Dia juga mengatakan, momen perdamaian bukan saja pada jelang dan perayaan Idul Adha saja, tetapi setelah itu juga damai seterusnya seperti sedia kala akan terus tercipta di Tolikara, karena kedua pihak telah berdamai.
"Momen damai sudah pasti akan selamanya, bukan saja pada saat Shalat Idul Adha," katanya.
Mengenai pembangunan rumah kios, kata dia, telah hampir rampung tinggal ditempati oleh warga.
"Alhamdulilah sudah 98 persen penyelesainnya, yang itu memang benar adanya yang disampaikan oleh Pak Bupati Tolikara, hanya teman-teman (pedagang) harapkan itu jika masuk di rumah kios ada dana awal, kami bisa mandiri," katanya.
Untuk dana Rp30 juta yang berasal dari Menko Polhukam, Pemprov Papua dan Pemda Tolikara guna mengisi rumah kios agar para pedagang bisa kembali beraktifitas seperti sedia kala.
Ustadz Mochtar menyampaikan bahwa dana sebanyak itu cukup.
"Rp30 juta cukup sebagai modal awal. Saya kira harga indeks barang di Tolikara itu tinggi. Kalau Rp30 juta, kan bisa Rp10 juta untuk beli aki dan lampu, belum beli gelas dan piring, belum untuk berdagang, itu karena semua barang naik pesawat. Rp30 juta itu cukup untuk modal," katanya. (*)