Biak (ANTARA) - Belajar membatik merupakan pengalaman baru bagi perempuan asli Papua. Pengetahuan dan keterampilan ini diperoleh mereka dari pelatihan membatik dan menjahit yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial di Kabupaten Biak Numfor.
Keterampilan menjahit dan membatik menjadi bekal penting bagi perempuan Papua guna merintis menjadi wirausaha pada masa depan.
Sebanyak 30 warga asli Papua pada awal Desember yang mengikuti pelatihan membatik dan menjahit di Biak itu berasal dari perwakilan wilayah adat Saereri, yang meliputi Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Waropen, dan Kabupaten Kepulauan Yapen.
Batik merupakan warisan budaya Nusantara yang mempunyai nilai ekonomi dan perpaduan seni yang tumbuh dan berkembang seiring dengan peradaban masyarakat.
Indonesia mempunyai beberapa motif batik yang terkait dengan budaya. Motif-motif batik, antara lain terinspirasi pada letak geografis. Di daerah pesisir,, misalnya, akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut.
Perempuan pembatik Maria Yawan mengakui pelatihan membatik merupakan kali pertama yang diikuti dan memerlukan kesungguhan hati agar ke depan dapat berhasil.
Membatik diakui memang bukan budaya Papua dan sesuatu keterampilan baru yang harus dipelajari, baik mengenai cara membuat motif maupun dalam menentukan bahan batik.
Yawan mengaku bersyukur bisa menjadi peserta pelatihan membatik untuk menambah pengetahuan, keterampilan, serta menumbuhkan kemampuan berwiraswasta.
Peserta lain, Merci Yolanda Sroyer, berharap melalui pelatihan membatik dan menjahit dapat memberi pengalaman baru, yang berguna untuk menjadi bekal berwirausaha.
Yolanda dan peserta lain harus belajar sungguh-sungguh teknik membatik yang diajarkan instruktur dari Yogyakarta, agar setelah selesai pelatihan bisa mandiri menghasilkan batik.
Untuk menghasilkan motif batik yang baik bias mengambil inspirasi dari keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna.
Yang perlu diingat peserta, tidak semua jenis kain dapat dibuat menjadi batik tulis, namun hanya kain berbahan dasar kapas dan sutera.
"Bagi kami perempuan Biak, teknik membatik yang diajarkan ini menjadikan pengalaman baru. Suatu saat akan menjadi industri rumahan," kata Yolanda.
Dasar membatik
Instruktur dari Yogyakarta Ruwanto mengatakan membatik pada bagian kain tertentu ditutup dengan menggunakan lelehan lilin yang ditiriskan dari canting untuk menutup warna.
Terdapat beberapa teknik dalam membatik, di antaranya tulis, cap, batik celup/ikat atau jumput dan batik lukis. Saat ini batik dapat diaplikasikan pada bahan lain seperti kayu, kain sutera, kulit, dan lain sebagainya.
Disebutkannya, batik Indonesia dapat berkembang hingga saat ini sampai pada suatu tingkatan yang tak ada bandingannya baik dalam desain, motif, maupun prosesnya.
Corak ragam batik yang mengandung filosofi perlu terus digali dari berbagai adat istiadat maupun budaya daerah yang berkembang.
Widiyaswara Utama Pusat Pendidikan Latihan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Jakarta Sri Tjahyorini mengakui pelatihan membatik dan menjahit bagi warga Biak, Supiori, Waropen, dan Kabupaten Kepulauan Yapen sebagai bentuk pendidikan kewirausahaan bagi warga Papua.
Pendidikan dan pelatihan membatik itu bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kompetensi perempuan Papua dalam upaya mengembangkan kapasitas dirinya.
Pengembangan diri perempuan Papua dapat diwujudkan dalam beberapa perilaku seperti kreatif, inovatif, dan berani mengambil risiko, misalnya, dengan mengikuti pelatihan membatik dan menjahit.
Setelah selesai mengikuti pelatihan membatik dan menjahit, peserta akan diberikan bantuan stimulan berupa mesin jahit, kompor listrik, alat batik tulis, serta kain untuk membuat batik.
Pada awal membatik perlu pembuatan pola kertas dan penjiplakan pada kain polos. Pembuatan pola atau penjiplakan di atas kain merupakan proses membuat gambar di atas kain dengan pensil. Ini dapat dilakukan menggunakan canting serta lilin penutup sehingga dapat meresap menutupi serat kain.
Pembatik harus memanaskan lilinnya dalam sebuah wajan kecil yang ditaruh di atas api pada kompor batik.
Proses ini dimulai dengan menyalakan kompor batik lalu menuangkan malam pada wajan batik dan menunggu hingga panas.
Kiat membatik
Kiat sederhana membatik adalah angkat dengan canting dan tuangkan kembali ke wajan seperti menuangkan air maka saat itulah dapat ditorehkan di permukaan kain.
Sementara untuk pewarnaan, resep dan cara meramu pewarna dapat dilihat pada proses pewarnaan sintetis.
Pewarnaan sintetis dapat dilakukan karena berfungsi untuk menutup serat-serat kain sehingga zat pewarna tidak akan tercampur antara latar belakang dan motif utama.
Sementara untuk “penembokan” dengan menutup permukaan kain secara keseluruhan bidang hias (misalnya, motif bunganya).
“Nemboki” berguna untuk menutupi bagian yang tidak ingin terkena warna saat pencelupan.
“Penembokan” dilakukan apabila ingin hasil pewarnaan lebih maksimal, misalnya, warna merah untuk latar belakang dan warna kuning untuk motif.
Untuk pewarnaan latar belakang dilakukan setelah “nemboki” atau dapat juga dilakukan langsung jika memang sengaja membuat warna tertentu.
Sedangkan dasar lain untuk kegiatan membatik berupa pelorotan adalah proses terakhir dalam pembatikan dilakukan dengan cara merebus kain.
Paling akhir dari dasar membatik yakni menjemur, setelah pelorotan dibersihkan dengan membilas air kain batik, kemudian dijemur hingga kering.
Sebanyak 30 peserta pelatihan membatik dan menjahit diharapkan dapat berhasil membuat batik tulis dengan bahan pewarna alami (natural dye).
Peserta pelatihan membatik dibekali ilmu prinsip-prinsip dasar batik, pengenalan alat dan bahan membatik, cara membatik, prosedur aman membatik, praktik membatik, pewarnaan, hingga finishing.
Membuat batik tidak boleh sembarangan karena ada prinsip-prinsip yang harus diketahui terlebih dulu dalam membuat batik.
Adapun prinsip dalam membatik, yakni proses pewarnaan dan pelekatan lilin (malam) dan batik dibuat melalui proses atau tahapan-tahapan yang harus dilakukan dengan benar.
Pada proses pembuatan batik pada seni tekstil, ada beberapa media yang digunakan seperti kain, pewarna, perintang (lilin), dan canting.
Adapun media utama dalam membuat batik adalah lilin (perintang) karena lilin digunakan sebagai penghalang warna agar saat proses pewarnaan tidak terjadi penyerapan warna pada lilin sehingga warnanya tidak berubah.
Para peserta pelatihan membatik dan menjahit tersebut bakal menjadi pionir wirausahawati Papua dengan produk batik tulis khas Papua.
Pasar batik terus berkembang dengan keragaman motifnya. Ini menjadi peluang bagi perempuan pembatik untuk mengambil kekayaan adat, budaya, dan alam sebagai motif khas Papua.