Sentani (ANTARA) - Penggiat literasi di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, mendorong setiap kampung memiliki rumah baca sebagai ruang alternatif pendidikan non-formal yang mampu menggerakkan partisipasi dan minat baca.
Penggiat literasi Jayapura Hanny Felle saat diwawancarai ANTARA di Rumah Baca Yoboi di Kampung Yoboi, Senin, mengatakan rumah baca memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi Papua yang hebat dengan membaca.
"Rumah baca berfungsi sebagai ruang publik yang menyediakan kegiatan berkelanjutan di luar sekolah formal, jika sekolah hanya memberi ruang belajar empat jam maka rumah baca hadir sebagai wadah belajar sepanjang hari," katanya.
Menurut Hanny, perkembangan Rumah Baca Yoboi menunjukkan kemajuan yang signifikan. Anak-anak yang dulu belum bisa membaca atau menulis, kata dia, perlahan memiliki kepercayaan diri karena mendapat pendampingan.
"Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya orang tua. Rumah baca hadir sebagai organisasi sosial terkecil yang mampu merangkul siapa saja untuk ikut mendukung generasi pada depan Papua," ujarnya.
Dia menjelaskan perjalanan Rumah Baca Kampung Yoboi sudah 14 tahun dengan penuh suka duka, bermula dari kelompok belajar sederhana, kini telah berkembang menjadi wadah literasi yang diakui di tingkat provinsi dan nasional.
"Selain anak-anak, orang tua yang belum bisa membaca juga terbantu untuk belajar membaca dan menulis. Bahkan terdapat 28 titik rumah baca yang saya dirikan tersebar pada 10 distrik," katanya.
Melalui rumah baca, lanjutnya, anak-anak bisa membaca hingga puluhan buku tiap hari, kehadiran rumah baca sangat membantu keluarga, khususnya dalam mendukung pendidikan anak di luar jam sekolah.
"Dengan hadirnya Rumah Baca Yoboi, anak-anak semakin termotivasi untuk membaca. Dengan demikian maka literasi mereka akan semakin berkembang," ujarnya.

