Jayapura (ANTARA) - Siang itu, terik matahari dan gelombang ombak teduh menemani perjalanan Serda Meisaro ke Kampung Kayu Pulo, Kota Jayapura, yang terletak di kawasan pantai utara Papua.
Anggota Kodaeral X Jayapura itu menyusuri pantai utara Papua dengan menumpang sea rider, kapal patroli cepat berbahan plastik.
Berseragam lengkap bersama beberapa anggota Kodaeral X Jayapura lainnya, Serda Meisaro ke kampung itu tak lain untuk mengunjungi warga pesisir yang berada di Kampung Kayu Pulo, salah satu wilayah administrasi Kota Jayapura.
Penduduk kampung itu kebanyakan tinggal di atas perairan Teluk Humbolt dengan rumah-rumah panggung dari kayu.
Jarak tempuh ke kampung itu hanya 10 menit dari Kota Jayapura. Para prajurit itu menjadikan kunjungan rutin tersebut sebagai ajang silaturahim ke penduduk setempat, yang wilayahya berbatasan dengan Papua Nugini, negara dengan rakyat Melanesia yang berkarakteristik sama dengan masyarakat Bumi Cenderawasih yakni berkulit hitam dan berambut keriting.
Sesampainya di Kampung Kayu Pulo, kapal patroli disandarkan di dermaga kecil milik warga setempat. Kedatangan Serda Meisaro bersama timnya itu pun, seperti biasa, disambut hangat warga. Mereka langsung beriringan menuju balai kampung, sebuah bangunan yang bisa menjadi tempat berkumpul orang banyak.
Di balai kampung, sejumlah prajurit TNI tersebut berinteraksi dengan warga, yang sebagian besar merupakan nelayan. Ajang silaturahim seperti itu dimanfaatkan benar-benar oleh prajurit untuk memberikan berbagai penyuluhan, mulai dari materi tentang kesehatan hingga bela negara.
Para nelayan di ujung negeri itu tentu merupakan orang-orang yang tepat untuk diajak untuk menjaga negeri. Apalagi mengingat mereka hidup sehari-hari dan bergelut mencari nafkah di perairan yang berbatasan dengan negeri tetangga. Merekalah sebenarnya mata dan telinga yang bisa memberikan berbagai informasi tentang beragam peristiwa penting.
Berbatasan dengan Papua Nugini menjadikan wilayah perairan Kota Jayapura dikenal rawan menjadi tempat penyelundupan narkotika, vanili, sirip ikan hiu, gelembung ikan, dan buah pinang khas PNG.
Di kawasan utara Jayapura itu juga masih sering ditemukan kasus nelayan yang menggunakan bahan peledak untuk mencari ikan. Kegiatan seperti itu tidak hanya membahayakan nelayan, namun juga merusak habitat laut Papua yang terkenal dengan keanekaragaman biotanya.
Karena kerawanan yang seperti itulah, Kodaeral X Jayapura terus berupaya mengirim prajuritnya ke sana. Lewat silaturahim yang sering, berbagai penyuluhan yang diberikan tentunya akan efektif.
Bagi TNI, keberadaan warga pesisir Kota Jayapura, khususnya di Kampung Kayu Pulo, sangat diharapkan dapat menjadi partner yang kuat dan bisa bersinergi menjadi "mata dan telinga" untuk pengawasan terhadap hal-hal yang bisa dianggap sebagai perbuatan melanggar hukum.
"Kami harap warga pesisir ikut berperan dalam menjaga perairan di sekitarnya," kata Serda Meisaro.
Panglima Kodaeral X Jayapura Mayjen TNI Mar Werijon pun dalam kesempatannya bertatap muka sesekali dengan warga pesisir terus mengingatkan kedaulatan perairan Indonesia yang berada di wilayah Kota Jayapura bukan saja tanggung jawab segelintir kelompok.
Sehingga melalui penyuluhan-penyuluhan santai dan singkat namun rutin yang dilakukan Serda Meisaro dan timnya diharapkan dapat menumbuhkan sikap peduli terhadap perairan milik Pemerintah Indonesia yang berada di kawasan laut Kota Jayapura.
Mayjen TNI Mar Werijon juga mengingatkan warga pesisir untuk tidak ragu dan tidak takut melapor bila ada hal-hal yang mencurigakan terjadi di wilayahnya, apalagi bila hal tersebut mengganggu keamanan atau melanggar hukum.
Wilayah tugas Kodaeral X Jayapura meliputi perairan yang ada di tiga provinsi di Tanah Papua, yaitu Provinsi Papua, Papua Tengah, dan Papua Barat. Kodaeral X Jayapura juga dilengkapi tiga kapal perang RI (KRI) yang dapat menjelajah laut lepas untuk mengamankan laut RI.
Kerinduan pos keamanan
Kegairahan warga ketika bertemu sejumlah prajurit TNI juga terlihat. Mereka menyambut kedatangan itu layaknya kepada saudara sendiri. Mungkin karena itu pula, ketika ada penyuluhan yang disampaikan, warga menyimak dengan antusias dan tekun. Apalagi ketika materi penyuluhan itu terkait permasalahan menjaga kedaulatan negara di wilayah perairan, tampak jelas mereka menyimaknya dengan antusias.
Dalam tanya jawab di tengah penyuluhan, ada warga yang mengusulkan agar di beberapa titik di perairan itu dibangun pos keamanan. Pos keamanan itu bisa menjadi tempat warga dan prajurit Kodaeral X Jayapura menjaga keamanan di wilayah perairan Kota Jayapura, khususnya yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.
"Kami senang didatangi prajurit Kodaeral X Jayapura. Terkadang kunjungannya disertai kegiatan sosial seperti pengobatan massal gratis bagi warga," kata Mirias Victor Wanggai, seorang warga.
Selain itu dengan keberadaan pos keamanan diharapkan tidak ada lagi nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan "bom ikan" atau alat peledak lainnya. Pos keamanan juga dapat menjadi tempat untuk memantau aktifitas di laut, termasuk hal-hal yang melanggar hukum.
Bagi warga pesisir dan nelayan seperti Mirias Wanggai, hubungan yang erat antara masyarakat dan prajurit ditambah keberadaan pos keamanan di wilayah laut dekat dengan pemukiman dapat menjadi satu langkah strategis menjaga kedaulatan laut Indonesia di wilayah Papua khususnya Kota Jayapura.
"Semua yang tinggal di sini pasti ingin menjaga keamanan lautnya," kata Mirias Wanggai yang ditemani Luther, nelayan Kampung Hamadi, Kota Jayapura, saat hadir dalam pertemuan tersebut.
Luther mengaku siap berpartisipasi dan ikut serta dalam mengamankan wilayah kedaulatan negara yang posisinya berada di Kawasan Kota Jayapura, Papua.
Kunjungan prajurit Kodaeral X Jayapura yang dikemas dengan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat tersebut meninggalkan kesan tersendiri bagi warga pesisir. Tingkah laku prajurit yang merakyat serta dibalut rasa persaudaraan dengan bahasa menjadi nilai khusus dan melekat di sanubari warga.
Laut kita bersama
Upaya pendekatan persuasif yang dilakukan jajaran Kodaeral X Jayapura bergayung sambut tidak hanya dari warga pesisir yang menjadi sasaran penyuluhannya, namun juga dari jajaran Majelis Rakyat Papua (MRP), lembaga keterwakilan masyarakat adat di Bumi Cenderawasih.
"Kami sangat mendukung langkah yang diambil Kodaeral X Jayapura," kata Ketua MRP Nerlince Wamuar.
Bagi perempuan Papua yang memimpin lembaga adat besar di Bumi Cenderawasih itu, upaya yang dilakukan Kodaeral X Jayapura patut mendapat apresiasi.
Keterlibatan warga pesisir dalam menjaga keamanan perairan dan kedaulatan negara di wilayah laut menjadi bukti sinergi kuat antara rakyat dan tentara.
Wilayah laut yang aman dapat mempermudah warga pesisir untuk beraktifitas dan meningkatkan perekonomiannya.
Kegiatan-kegiatan ilegal dan melanggar hukum dapat diminimalkan sehingga wilayah perbatasan dengan negara tetangga pun dapat ditekan tingkat kerawanannya.
Penyelundupan narkotika seperti ganja yang merusakkan masa depan anak-anak muda Papua sebagai generasi penerus bangsa ini juga dapat dihindari.
Mari jaga negeri bersama dan itu bisa dimulai dengan kegiatan silaturahim.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jaga pantai utara Papua dengan memperkuat silaturahim

