Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merencanakan untuk menggandeng perguruan tinggi dari Aceh hingga Papua untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
"Untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, OJK rencananya akan bekerja sama dengan perguruan tinggi dari Aceh sampai ke Papua, terutama setelah OJK mempunyai kantor di daerah-daerah," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang "Peningkatan Pengetahuan (literasi) Keuangan dan Perlindungan Konsumen Pada Sektor Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat.
Pada tahap awal baru delapan perguruan tinggi yang menjadi mitra, yakni Universitas Indonesia, Trisakti, STIE Bisnis Indonesia, Sekolah Tinggi Manajemen IMMI, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Wahid Hasyim Semarang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Ia mengemukakan bahwa saat ini persiapan infrastruktur di daerah sedang masa transisi dengan pihak Bank Indonesia. Infrastruktur di daerah merupakan agenda utama OJK menjelang pengalihan pengawasan perbankan ke tangan OJK.
"OJK sudah tandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan Bank Indonesia beberapa hari lalu dalam rangka persiapan pembukaan kantor OJK di daerah," ucapnya.
Muliaman mengatakan bahwa sebelum Desember nanti, proses persiapan akan selesai. Saat ini, keseluruhan pihak sedang bekerja untuk pembukaan kantor OJK.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa kerja sama OJK dengan perguruan tinggi akan memberikan manfaat yang lebih luas ke masyarakat.
"Semakin maju lembaga keuangan akan mendorong kemajuan negara," kata dia.
Musliar mengemukakan bahwa menurut data Bank Dunia di tahun 2011 disebutkan kurang dari 15 persen masyarakat yang menyimpan uang di bank. Selain itu, baru 9 persen yang meminjam uang dari lembaga keuangan.
"Artinya, masih sedikit yang memanfaatkan jasa keuangan. Ini terjadi karena ketidaktahuan masyarakat terhadap lembaga keuangan," katanya.
"Untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, OJK rencananya akan bekerja sama dengan perguruan tinggi dari Aceh sampai ke Papua, terutama setelah OJK mempunyai kantor di daerah-daerah," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang "Peningkatan Pengetahuan (literasi) Keuangan dan Perlindungan Konsumen Pada Sektor Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat.
Pada tahap awal baru delapan perguruan tinggi yang menjadi mitra, yakni Universitas Indonesia, Trisakti, STIE Bisnis Indonesia, Sekolah Tinggi Manajemen IMMI, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Wahid Hasyim Semarang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Ia mengemukakan bahwa saat ini persiapan infrastruktur di daerah sedang masa transisi dengan pihak Bank Indonesia. Infrastruktur di daerah merupakan agenda utama OJK menjelang pengalihan pengawasan perbankan ke tangan OJK.
"OJK sudah tandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan Bank Indonesia beberapa hari lalu dalam rangka persiapan pembukaan kantor OJK di daerah," ucapnya.
Muliaman mengatakan bahwa sebelum Desember nanti, proses persiapan akan selesai. Saat ini, keseluruhan pihak sedang bekerja untuk pembukaan kantor OJK.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa kerja sama OJK dengan perguruan tinggi akan memberikan manfaat yang lebih luas ke masyarakat.
"Semakin maju lembaga keuangan akan mendorong kemajuan negara," kata dia.
Musliar mengemukakan bahwa menurut data Bank Dunia di tahun 2011 disebutkan kurang dari 15 persen masyarakat yang menyimpan uang di bank. Selain itu, baru 9 persen yang meminjam uang dari lembaga keuangan.
"Artinya, masih sedikit yang memanfaatkan jasa keuangan. Ini terjadi karena ketidaktahuan masyarakat terhadap lembaga keuangan," katanya.