Jayapura (Antara Papua) - Panen buah kakao atau coklat oleh petani di Arso, Kabupaten Keerom, Papua terus mengalami peningkatan setelah menggunakan bibit pilihan dan cara tanam yang baik dan benar.

"Sebelum mengubah pola tanam, satu pohon kakao buahnya paling banyak 25 buah, tetapi setelah pola tanam diubah satu pohon rata-rata mencapai 300 buah," kata Sukardi (50) salah satu petani kakao di Arso 13, saat berada di Kota Jayapura, Papua.

Menurut dia, dengan mengubah pola tanam dan mengganti bibit lokal dengan menggunakan bibit kakao unggulan Sulawesi 1 dan Sulawesi 2, hasil panen terus membaik dan meningkat, meskipun harus melewati proses yang panjang tapi hasilnya mulai kita nikmati.

"Awalnya kami sempat putus asa karena kakao yang kami tanam terserang hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dan penyakit Vascular Streak Dieback (VSD), itu yang terjadi sekitar 2004-2005," katanya.

Pada saat itu, kata dia, satu pohon kakao hanya menghasilkan lima hingga 10 buah, termasuk dengan yang busuk atau rusak. Namun setelah

Ecom hadir ditengah-tengah kami dengan memberikan pelatihan cara tanam serta merawat, hasilnya semakin baik.

"Memang kami sempat putus asa, tapi setelah Ecom hadir dan melatih untuk merubah pola tanam, yang tadinya konfensional menjadi modern dengan menggunakan sistim sambung pucuk, sambung tengah dan sambung samping, juga mengganti jenis kakao dari kakao lokal menjadi Sulawesi 1 dan Sulawesi 2," katanya.

Dia mengakui kini penghasilan kakao dari ladangnya bisa mencapai dua kali lipat dari sebelumnya, berkat pelatihan dan pendampingan Ecom.

"Awalnya satu kali panen dari satu hektar ladang hanya menghasilkan dua kuintal, tapi kini menjadi empat kuintal dengan masa panen dua minggu sekali," kata Sukardi dengan senyum mengembang.

Sementara itu, secara terpisah, Kusnan dari Ecom Trading mengatakan petani kakao yang dilatih bukan hanya Sukardi tetapi ada sekitar 3.500 petani yang pernah dilatih dalam kurun waktu 2012 hingga 2015.

"Materi pelatihan yang diberikan kepada para petani kakao diantaranya, praktek perkebunan kakao yang baik dan ramah lingkungan, serta proses pasca panen dan rehabilitasi tanaman kakao," katanya.

Dia menambahkan tujuan dilatihnya para petani kakao yaitu untuk meningkatkan produksi biji kakao petani, dengan harapan diikuti peningkatan pendapatan dan kesejateraan petani Arso yang merupakan tujuan utama Ford Foundation Cocoa Outreach (FFCO). (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024