Timika (Antara Papua) - Biro Kesehatan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) melakukan koordinasi sekaligus melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, untuk segera menggelar pengobatan penyakit katarak di wilayah Mimika Barat.

Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho di Timika, Selasa, mengatakan kegiatan pengobatan katarak di Mimika Barat sedianya digelar pada Agustus lalu.

"Memang rencana awal dilakukan pada bulan Agustus, tapi karena pimpinan Yayasan Kemanusiaan Indonesia (YKI) yang akan terlibat langsung dalam kegiatan ini meninggal dunia, maka kita mengatur ulang jadwal kegiatan pengobatan katarak di Mimika Barat," jelas Yusuf.

Guna mendukung hal tersebut, Biro Kesehatan LPMAK telah berkoordinasi dengan sejumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang berada di wilayah Mimika Barat mulai dari Amar, Ipaya, Kokonao, Keakwa, Timika Pantai, Atuka dan kampung-kampung sekitar.

LPMAK meminta dukungan dari para petugas Puskesmas dan Pustu setempat untuk menginformasikan data pasien yang diduga mengalami gangguan penglihatan karena penyakit katarak guna mengikuti pengobatan lebih lanjut hingga tahapan operasi.

"Tahun-tahun sebelumnya kami sudah melatih petugas Puskesmas baik perawat maupun bidan untuk mengidentifikasi pasien yang dicurigai terkena penyakit katarak. Pasien yang mereka temukan akan discreening ulang oleh tim YKI. Agar bisa dilakukan operasi katarak, pasien tersebut harus diperiksa kesehatannya seperti gula darah, tekan darah dan lainnya," ujar Yusuf.

Menurut dia, pasien-pasien katarak yang siap secara fisik maupun kondisi kesehatannya akan mengikuti operasi katarak di Kampung Timika Pantai.

Pertimbangan untuk melakukan operasi pasien katarak di Timika Pantai lantaran jarak tempuh ke Timika terlalu jauh.

Kegiatan pemeriksaan mata dan operasi katarak yang digelar Biro Kesehatan LPMAK bekerja sama dengan YKI yang berpusat di Denpasar-Bali merupakan yang ketiga kali sejak 2014.

Pada 2014, terdapat 5.080 orang di sekitar Kota Timika yang menjalani screening atau pemeriksaan mata. Dari jumlah itu, yang teridentifikasi mengalami gangguan mata karena katarak sebanyak 240-an orang atau 5 persen.

"Mereka yang mengikuti operasi katarak hanya 74 orang karena tidak semua pasien bisa dioperasi dan tidak semua pasien mau dioperasi. Ada yang takut, ada yang tidak datang dan ada yang tidak siap dalam hal kondisi fisik," jelas Yusuf.

Sementara pada 2015, kegiatan tersebut dilangsungkan di Kampung Banti Distrik Tembagapura, Mapurujaya Distrik Mimika Timur dan Kampung Kamoro Jaya (SP1) Distrik Wania. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024