Yahukimo (Antara Papua) - Pesawat Kepresidenan merupakan pesawat jenis jet (Business Boeing Jet/BBJ) yang pertama mendarat di Bandara Nop Goliat Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa.
Pendaratan perdana pesawat Kepresidenan ini dalam rangka peresmian beroperasinya Bandara Nop Goliat Dekai yang memiliki panjang landasan pacu 1.950 meter oleh Presiden.
Sebelumnya hanya pesawat turboprop (mesin baling-baling) dan pesawat kecil yang melayani rute ke Kota Dekai yang merupakan ibukota Yahukimo ini.
Presiden Joko Widodo, saat peresmian, mengatakan dengan beroprasinya bandara ini akan semakin menunjang perekonomian masyarakat Yahukimo sehingga bisa bersaing dengan daerah maupun negara lain.
"Sekarang ini era kompetisi, eranya persaingan, kalau infrastrukturnya dalam posisi yang sama maka semuanya akan bisa bersaing dalam apapun," katanya.
Presiden mengakui bahwa panjang landasan pacu Bandara Udara Dekai masih relatif pendek 1.950 meter sehingga perlu diperpanjang agar pesawat besar bisa mendarat.
"Tadi sudah saya sampaikan kepada Menteri Perhubungan agar diperpanjang lagi menjadi 2.500 meter. Nanti boeing bisa turun ke sini," harap Presiden.
Jokowi memberikan target dua tahun paling lama harus selesai. "Saya beri waktu dua tahun makaimal harus jadi. Kalau yang lain panjang di sini juga harus panjang," katanya.
Bupati Yahukimo Abock Busup mengatakan masyarakat Yahukimo sangat berterima kasih kepada Presiden yang telah meresmikan bandara Nop Goliat Dekai ini.
"Hari ini masyarakat dan seluruh alam Yahokimo senang. Gunung-gunung sana menjadi kelihatan dan lembah-lembah kelihatan bagus, sungai keliahatan bagus karena senang sekali menyambut kedatangan bapak (Presiden)," kata Abock.
Bupati menyebutkan bahwa keberadaan bandara ini menjadi satu-satunya alternatif yang bisa menghubungkan masyarakat di Kabupaten Yahukimo yang memiliki 51 kecamatan dan 517 distrik (desa).
Abock mengungkapkan masyarakat Yahukimo merupakan gabungan dari beberapa suku, yakni suku Yali, suku Hupla, suku Kimyal, suku Momuna.
Sedangkan luas wilayah Kabupaten yang berada di wilayah penggunungan ini sekitar 17.152 persegi dan masyarakatnya banyak tinggal di daerah-daerah atas yang terpisah oleh kondisi alam. (*)
Pendaratan perdana pesawat Kepresidenan ini dalam rangka peresmian beroperasinya Bandara Nop Goliat Dekai yang memiliki panjang landasan pacu 1.950 meter oleh Presiden.
Sebelumnya hanya pesawat turboprop (mesin baling-baling) dan pesawat kecil yang melayani rute ke Kota Dekai yang merupakan ibukota Yahukimo ini.
Presiden Joko Widodo, saat peresmian, mengatakan dengan beroprasinya bandara ini akan semakin menunjang perekonomian masyarakat Yahukimo sehingga bisa bersaing dengan daerah maupun negara lain.
"Sekarang ini era kompetisi, eranya persaingan, kalau infrastrukturnya dalam posisi yang sama maka semuanya akan bisa bersaing dalam apapun," katanya.
Presiden mengakui bahwa panjang landasan pacu Bandara Udara Dekai masih relatif pendek 1.950 meter sehingga perlu diperpanjang agar pesawat besar bisa mendarat.
"Tadi sudah saya sampaikan kepada Menteri Perhubungan agar diperpanjang lagi menjadi 2.500 meter. Nanti boeing bisa turun ke sini," harap Presiden.
Jokowi memberikan target dua tahun paling lama harus selesai. "Saya beri waktu dua tahun makaimal harus jadi. Kalau yang lain panjang di sini juga harus panjang," katanya.
Bupati Yahukimo Abock Busup mengatakan masyarakat Yahukimo sangat berterima kasih kepada Presiden yang telah meresmikan bandara Nop Goliat Dekai ini.
"Hari ini masyarakat dan seluruh alam Yahokimo senang. Gunung-gunung sana menjadi kelihatan dan lembah-lembah kelihatan bagus, sungai keliahatan bagus karena senang sekali menyambut kedatangan bapak (Presiden)," kata Abock.
Bupati menyebutkan bahwa keberadaan bandara ini menjadi satu-satunya alternatif yang bisa menghubungkan masyarakat di Kabupaten Yahukimo yang memiliki 51 kecamatan dan 517 distrik (desa).
Abock mengungkapkan masyarakat Yahukimo merupakan gabungan dari beberapa suku, yakni suku Yali, suku Hupla, suku Kimyal, suku Momuna.
Sedangkan luas wilayah Kabupaten yang berada di wilayah penggunungan ini sekitar 17.152 persegi dan masyarakatnya banyak tinggal di daerah-daerah atas yang terpisah oleh kondisi alam. (*)