Jayapura (Antaranews Papua) - Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (Hipgapi), Provinsi Papua mengajari sejumlah siswa SMA/SMK di Kota Jayapura tentang bagaimana melakukan pertolongan pertama jika menemukan pasien serangan jantung.
Pantauan di lapangan, Jumat, sejumlah siswa-siswi itu diajari sekaligus melakukan simulasi/praktik bagaimana melakukan pertolongan pertama terhadap pasien yang terkena serangan jantung.
Simulasi pertolongan pertama pasien jantung itu berlangsung sehari di Kantor Dinas Kesehatan Papua.
Wakil Ketua II Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia Provinsi Papua, Suselo mengatakan momentum itu juga dilaksanakan dalam rangka hari ulang tahun ke-44 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
"Simulasi ini untuk membantu jika ada temuan penyakit henti nafas atau henti jantung/serangan jantung di jalan, sekolah atau dimana saja maka paling tidak mereka bisa melakukan pertolongan pertama," kata Suselo.
Suselo menyebutkan pasalnya pasien serangan jantung itu tidak cepat ditolong dalam jangan waktu delapan detik maka pasien itu meninggal dunia.
Dia berharap ketika terjadi kasus serangan jantung atau henti nafas, anak yang dilatih bisa melakukan pertolongan pertana sehingga bisa menyelamatkan nyawa seseorang.
Lanjut dia, jantung merupakan organ vital dalam tubuh, karena berperanan untuk tubuh tetap berjalan, ketika jantung berhenti maka sirkulasi peredaran darah terhenti dan akhirnya orang bisa meninggal.
Ia menambahkan, dengan adanya bantuan dari kelompok awam yang dilatih untuk melakukan pertolongan pertama yakni memompa jantung sehingga sirkulasi akan terpenuhi kembali sebelum adanya pertolongan dari rumah sakit.(*)
Pantauan di lapangan, Jumat, sejumlah siswa-siswi itu diajari sekaligus melakukan simulasi/praktik bagaimana melakukan pertolongan pertama terhadap pasien yang terkena serangan jantung.
Simulasi pertolongan pertama pasien jantung itu berlangsung sehari di Kantor Dinas Kesehatan Papua.
Wakil Ketua II Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia Provinsi Papua, Suselo mengatakan momentum itu juga dilaksanakan dalam rangka hari ulang tahun ke-44 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
"Simulasi ini untuk membantu jika ada temuan penyakit henti nafas atau henti jantung/serangan jantung di jalan, sekolah atau dimana saja maka paling tidak mereka bisa melakukan pertolongan pertama," kata Suselo.
Suselo menyebutkan pasalnya pasien serangan jantung itu tidak cepat ditolong dalam jangan waktu delapan detik maka pasien itu meninggal dunia.
Dia berharap ketika terjadi kasus serangan jantung atau henti nafas, anak yang dilatih bisa melakukan pertolongan pertana sehingga bisa menyelamatkan nyawa seseorang.
Lanjut dia, jantung merupakan organ vital dalam tubuh, karena berperanan untuk tubuh tetap berjalan, ketika jantung berhenti maka sirkulasi peredaran darah terhenti dan akhirnya orang bisa meninggal.
Ia menambahkan, dengan adanya bantuan dari kelompok awam yang dilatih untuk melakukan pertolongan pertama yakni memompa jantung sehingga sirkulasi akan terpenuhi kembali sebelum adanya pertolongan dari rumah sakit.(*)