Jayapura (Antaranews Papua) - Manajemen PT Telkom Wilayah Telekomunikasi Papua menyatakan estimasi perbaikan jaringan kabel fiber optik bawah laut yang kini putus di perairan Sarmi-Biak memerlukan waktu sedikitnya 28 hari.

General Manager Telkom Witel Papua, Lonely Baringin Mangaranap, di Jayapura, Senin, menjelaskan titik putusnya kabel optik bawah laut diketahui ada di kedalaman 4.000 meter sehingga proses perbaikannya tidak menggunakan tenaga manusia tapi menggunakan robotik.

Ia memaparkan ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk memperbaiki kabel optik bawah laut.

"Yang menjadi prosedur besar untuk memperbaiki kabel bawah laut. Pertama adalah mengajukan permohonan izin kerja bawah air ke Dirjen Perhubungan Laut dan izinnya bisa keluar dalam waktu 1-2 minggu," ujarnya.

Setelah itu adalah pengiriman material dari Makassar.

"Untuk membawanya kami menyewa kapal untuk mengangkutnya ke Sorong sebelum dipindahkan ke Kapal Nusantara Explorer," sambung dia.

Sementara ini Kapal Nusantara Explorer milik Telkom tengah melakukan perbaikan kabel bawah laut di Kaimana (wilayah selatan Papua), dengan estimasi pekerjaannya selesai pada 14 April 2018.

Menurut dia setelah perbaikan tersebut selesai, baru Kapal Nusantara Explorer bisa diarahkan untuk enuju ke perairan Sarmi-Biak untuk melakukan proses perbaikan.

"Mudah-mudahan prediksi itu bisa lebih cepat karena setiap prosesnya kita tidak lagi menghitung dengan hitungan hari, tetapi jam," katanya.

Kabel optik milik Telkom putus pada titik 363.67 kilometer dari Kota Jayapura pada 6 April 2018.

"Penyebab putusnya diperkirakan karena gempa yang terjadi di sekitar perairan Sarmi-Biak pada 6 April 2018 pada pukul 17.00 WIT. Gempa ini berdasarkan website BMKG," kata Lonely. (*)

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024