Jayapura (Antaranews Papua) - Seribuan warga Kampung Banti dan sekitarnya, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan akibat rumah sakit di Banti dibakar kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB).

"Memang betul masyarakat Banti dan sekitarnya kesulitan memperoleh layanan kesehatan," kata Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Jayapura, Senin.

Ia mengatakan warga Banti dan sekitarnya terpaksa mengirim sanak keluarga mereka yang sakit ke Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, karena tidak ada pelayanan kesehatan di sana.

Sebelum Rumah Sakit (RS) Banti dibakar, tenaga medis yang bertugas sudah terlebih dulu diamankan sejak Nopember 2017, bersamaan saat evakuasi warga, termasuk para pendulang tradisional.

"RS Banti dibakar pada Maret 2018 yang mengakbatkan berbagai peralatan medis seperti MRI dan lainnya ludes terbakar," kata Irjen Boy Rafli.

Ketika ditanya tentang kondisi di Kampung Banti dan sekitarnya setelah TNI-Polri kembali menguasai kawasan tersebut, mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu mengatakan kini masyarakat sudah tidak lagi diliputi ketakutan akan diintimidasi KKSB.

Menurut Boy, aktifitas masyarakat mulai normal dan bantuan bahan makanan dari Pemkab Mimika sudah disalurkan sejak dua hari terakhir dan jalan yang dirusakkan KKSB akan segera diperbaiki.

"TNI-Polri akan membangun pos di beberapa wilayah namun untuk saat ini yang digalakkan adalah patroli," kata Boy.

Kampung-kampung yang sudah dikuasai kembali oleh aparat keamanan TNI-Polri yaitu Banti 1 dan 2, Utikini, Longsoran, dan Opitawak.

Sebelumnya, kampung-kampung tersebut sempat dikuasai oleh KKSB sehingga aparat TNI-Polri melakukan aksi penggempuran hingga terjadi kontak senjata, dan pihak KKSB melarikan diri ke arah hutan di wilayah pegunungan. (*)

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024