Jayapura (ANTARA) - Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Papua mengimbau masyarakat mulai kembali melakukan gerakan penyelamatan cagar alam Cycloop dengan penanaman pohon secara mandiri guna mencegah bencana alam.
Pelaksana Tugas Kepala DKLH Papua Aristoteles Ap di Jayapura, Kamis, mengatakan kerusakan cagar alam Cycloop cukup parah sehingga gerakan penanaman pohon tersebut perlu dilakukan.
"Berdasarkan data, kerusakan yang parah ada di bagian utara sehingga salah satu pemulihannya melalui gerakan penanaman kembali," katanya.
Dia mengatakan ancaman kerusakan cagar alam Cycloop cukup tinggi ini disebabkan oleh alih fungsi hutan untuk perkebunan dan permukiman warga. Hal itu dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.
"Luas kawasan penyangga (buffer zone) Pegunungan Cycloop yakni 78 kilometer yang mana dimulai dari Pasir 6, Kota Jayapura hingga ke Kampung Maribu di Kabupaten Jayapura," ujarnya.
Sebelumnya, pihaknya telah melakukan aksi penanaman pohon bambu di sepanjang daerah penyangga Pegunungan Cylcloop. Hal itu juga menjadi tanda bahwa wilayah sekitar merupakan daerah terlarang dan wajib dilindungi.
"Jika tidak ada perlindungan maka akan ada oknum yang melakukan penebangan liar serta pembuatan kebun sehingga sejak dini ini kami terus mendorong gerakan menanam tersebut dan itu harus ada kesadaran dari masyarakat langsung," ujarnya.
Oleh sebab itu, katanya, semua kalangan harus menjaga alam tersebut agar tidak ada lagi penebangan liar, pembakaran hutan untuk kepentingan berkebun atau lainnya karena berisiko bencana sewaktu-waktu.
"Kami tidak ingin mengulang sejarah pada 2019 di mana daerah Kabupaten Jayapura pernah terjadi banjir bandang oleh sebab itu DKLH akan terus mendorong dan membuat program gerakan menanam, khususnya daerah penyangga Cylcloop yang merupakan sumber mata air Kabupaten dan Kota Jayapura," ujarnya.