Timika (Antaranews Papua) - Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, memanfaatkan momentum Peringatan Hari Malaria Sedunia (HMS) untuk menggalang dukungan dari berbagai pihak terkait penanggulangan penularan penyakit malaria.
HMS setiap tahunnya diperingati pada 25 April, namun Dinkes Mimika baru akan memperingatinya yang dirangkai dengan sejumlah kegiatan lain pada 26-27 April 2018, yang juga dengan melibatkan sejumlah sektor terkait.
"Kegiatannya lebih pada advokasi agar semua pihak bisa peduli dan terlibat bersama menyelesaikan persoalan malaria," kata Penanggung Jawab Malaria Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Mimika Samson Manao di Timika, Rabu.
Upaya advokasi sebenarnya telah dimulai saat Kepala Bappeda Mimika Simon Mote bersedia menjadi Ketua Panitia Pelaksana HMS tahun ini, dan Samson sebagai wakil ketuanya.
Ia berharap pimpinan daerah, para pemangku kepentingan dan pejabat instansi terkait baik dari unsur pemerintah maupun swasta bisa ikut andil selama dua hari peringatan HMS.
Kegiatan pada hari Kamis (26/4) berupa pertemuan khusus advokasi penanggulangan penularan malaria bersama pemangku kepentingan terkait dilaksanakan di Kantor Pusat Sentra Pemerintahan SP3 .
Sementara pada Jumat (26/4) panitia meggelar jalan sehat dan bersih lingkungan yang dipusatkan di lapangan samping Gelael, jalan Cinderawasih.
"Intinya, bagaimana melibatkan sebanyak mungkin pihak ikut menekan angka penularan malaria. Termasuk mediskusikan bagaimana memaksimalkan malaria center," kata Samson.
Kabupaten Mimika hingga kini, kata Samson, masih sebagai daerah endemik malaria.
Penyakit malaria tak pernah lepas dari tiga besar dalam data kunjungan pasien di Puskesmas terutama terutama di wilayah pesisir dan Kota Timika.
Namun, upaya eliminasi penyakit malaria disambut baik masyarakat dengan menggunakan kelambu mamalaria.
Hasil supervisi Dinkes Mimika terkait penggunaan kelambu malaria di wilayah Puskesmas seputaran Kota Timika ada di angka 84 persen.
Pada 2018, Kabupaten Mimika mendapat jatah kelambu 112.400 buah melalui program yang didanai Global Fund.
Data Dinkes Mimika hingga 2018 masih menjadi salah satu dari lima kabupaten di Provinsi Papua yang menjadi penyumbang kasus malaria terbesar di tingkat nasional.
Hal itu yang jadi pertimbangan Kementerian Kesehatan mengarahkan Program Kelambu Malaria Massal di Kabupaten Mimika. (*)
HMS setiap tahunnya diperingati pada 25 April, namun Dinkes Mimika baru akan memperingatinya yang dirangkai dengan sejumlah kegiatan lain pada 26-27 April 2018, yang juga dengan melibatkan sejumlah sektor terkait.
"Kegiatannya lebih pada advokasi agar semua pihak bisa peduli dan terlibat bersama menyelesaikan persoalan malaria," kata Penanggung Jawab Malaria Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Mimika Samson Manao di Timika, Rabu.
Upaya advokasi sebenarnya telah dimulai saat Kepala Bappeda Mimika Simon Mote bersedia menjadi Ketua Panitia Pelaksana HMS tahun ini, dan Samson sebagai wakil ketuanya.
Ia berharap pimpinan daerah, para pemangku kepentingan dan pejabat instansi terkait baik dari unsur pemerintah maupun swasta bisa ikut andil selama dua hari peringatan HMS.
Kegiatan pada hari Kamis (26/4) berupa pertemuan khusus advokasi penanggulangan penularan malaria bersama pemangku kepentingan terkait dilaksanakan di Kantor Pusat Sentra Pemerintahan SP3 .
Sementara pada Jumat (26/4) panitia meggelar jalan sehat dan bersih lingkungan yang dipusatkan di lapangan samping Gelael, jalan Cinderawasih.
"Intinya, bagaimana melibatkan sebanyak mungkin pihak ikut menekan angka penularan malaria. Termasuk mediskusikan bagaimana memaksimalkan malaria center," kata Samson.
Kabupaten Mimika hingga kini, kata Samson, masih sebagai daerah endemik malaria.
Penyakit malaria tak pernah lepas dari tiga besar dalam data kunjungan pasien di Puskesmas terutama terutama di wilayah pesisir dan Kota Timika.
Namun, upaya eliminasi penyakit malaria disambut baik masyarakat dengan menggunakan kelambu mamalaria.
Hasil supervisi Dinkes Mimika terkait penggunaan kelambu malaria di wilayah Puskesmas seputaran Kota Timika ada di angka 84 persen.
Pada 2018, Kabupaten Mimika mendapat jatah kelambu 112.400 buah melalui program yang didanai Global Fund.
Data Dinkes Mimika hingga 2018 masih menjadi salah satu dari lima kabupaten di Provinsi Papua yang menjadi penyumbang kasus malaria terbesar di tingkat nasional.
Hal itu yang jadi pertimbangan Kementerian Kesehatan mengarahkan Program Kelambu Malaria Massal di Kabupaten Mimika. (*)