Jayapura (Antaranews Papua) - Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) menurunkan tim untuk mengecek penggunaan dana kesehatan di enam kabupaten yang nilai rapor pelayanan kesehatannya masih merah sesuai penilaian dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua

Direktur Eksekutif UP2KP, Aloysius Giyai di Jayapura, Kamis mengemukakan keenam kabupaten tersebut yakni Kabupaten Deiyai, Dogiyai, Asmat, Yahukimo, Mamberamo Raya, dan Kabupaten Waropen.

"Masing-masing anggota tim yang diturunkan ke enam kabupaten itu sebanyak tiga orang. Mereka akan berada di kabupaten selama lima hari," kata Aloysius yang juga Kepala Dinas Kesehatan Papua.

Menurut dia, tim yang diturunkan akan menggali lebih dalam dana yang digunakan untuk pelayanan kesehatan di 12 kabupaten yang nilai rapor pelayanan kesehatannya masih merah dan kuning.

"Tim yang diturunkan menggali lebih dalam apakah dana yang dana yang kurang atau mungkin perencanaannya yang kurang atau pengelolaannya yang kurang, supaya dilihat dan bisa memberi masukan kepada Dinkes Papua," katanya.

Dengan masukan yang diberikan, lanjut Aloysius, kedepan Dinkes Papua bisa mengatur perencanaan terkait dana kesehatan yang lebih baik lagi dikemudian hari.

Mantan Direktur RSUD Abepura itu menjelaskan dalam penilaian rapor kinerja kesehatan sepanjang 2017 yang diumumkan dalam rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) pada Rabu (18/4), ada 10 kabupaten/kota yang masuk dalam kategori hijau/terbaik.

Sepuluh kabupaten tersebut dengan ranking pertama diperoleh Kota Jayapura, disusul Kabupaten Jayapura, Kepulauan Yapen, Mappi, Merauke, Nabire, Boven Digoel, Keerom, Mimika, dan Kabupaten Biak Numfor.

Sedangkan kabupaten dengan kinerja pelayanan kesehatannya mendapat rapor kuning, kata dia, yakni Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Paniai, Pegubin, Mamberamo Tengah, Yalimo, dan Puncak Jaya.

Sementara yang mendapat rapor merah ialah Kabupaten Waropen, Mamberamo Raya, Yahukimo, Deiyai, Dogiyai, Tolikara, Puncak, dan Kabupaten Nduga. (*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024