Asmat (AntaranewsPapua) – Pemerintah Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan Universitas Gajah Mada (UGM), yang dituangkan dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Bupati Asmat Elisa Kambu dan Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, yang diwakili Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Dr Paripurna di ruang Rektorat UGM, beberapa waktu lalu.
Dalam nota kesepahaman tersebut, Pemkab Asmat dan UGM menyepakati kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta bidang lainnya selama lima tahun. Dua lembaga itu juga sepakat untuk saling mendukung dalam pelaksanaan pembangunan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Asmat menyampaikan terima kasih kepada pihak UGM, karena memiliki kepedulian dan perhatian yang tinggi terhadap masyarakat Papua, khususnya Asmat.
Menurut Elisa, hal itu dibuktikan saat kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk beberapa waktu lalu, yang UGM turut membantu penanganan masalah tersebut. Bahkan hingga kini UGM masih membantu proses pemulihan masyarakat Asmat.
"Salah satu dari sekian banyak perguruan tinggi yang telah hadir membantu kami di Asmat hingga hari ini ialah UGM. Tidak berlebihan jika kami menyampaikan terima kasih, bangga dan salut tak terhingga kepada UGM," ujar Elisa di Kampus UGM Yogyakarta.
Ia mengatakan hubungan Pemkab Asmat dan UGM menjadi lebih mantap setelah adanya kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta bidang lainnya.
Elisa optismistis melalui kerja sama tersebut, pembangunan masyarakat dan Kabupaten Asmat akan lebih baik. Sebab ia berkeyakinan UGM akan membantu merancang serta mendorong pembangunan di kabupaten itu.
Bupati Asmat Elisa Kambu menunjukkan dokumen MoU kerja sama di bidang pendidikan dan bidang lainnya, antara Pemkab Asmat, Papua, dengan pihak UGM. (Dokumen Pemkab Asmat/Eman)
"Saya berkeyanikan bahwa nota kesepahaman ini akan mengikat kita untuk melaksanakan kerja-kerja nyata ke depan, khususnya di Asmat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Elisa memaparkan Kabupaten Asmat secara topografi merupakan daerah yang sulit. Dan dengan kondisi geografis yang sulit pula, pembangunan di kabupaten itu belum bisa dilakukan secara maksimal.
"Banyak kesulitan yang dihadapi. Asmat kabupaten baru. Banyak keterbatasan yang dimiliki, baik itu SDM dan lainnya, sehingga pembangunan di Asmat ini agak berat," ujar Elisa.
Ia juga memaparkan bahwa Asmat merupakan daerah yang unik. Ibukota kabupaten itu dibangun di atas lumpur, sehingga masyarakatnya tidak pernah menjejalkan kaki di tanah. Selain itu Asmat terkenal karena seni ukiran dan budayanya.
"Dengan keunikan-keunikan ini, kami bermaksud mendorong Asmat agar semakin dikenal dan banyak orang datang ke Asmat. Makanya kami menggenjot infrastruktur, terutama akses masuk ke Asmat seperti bandara, pelabuhan dan jalan," kata Elisa.
Orang nomor satu di Kabupaten Asmat itu mengharapkan UGM bisa membantu pemerintah daerah dan masyarakat Asmat, terutama dalam merancang inovasi-inovasi pembangunan.
Diharapkan pula setelah penandatanganan MoU tersebut, ada rencana aksi selanjutnya.
"Setelah adanya nota kesepahaman ini, kami harap ada tindak lanjut seperti rencana aksi yang bisa kita lakukan bersama untuk mempercepat pembangunan di Asmat," kata Elisa.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM Dr. Paripurna menyambut baik kerja sama UGM dengan Pemkab Asmat. Ke depan, UGM akan mengirim mahasiswanya untuk melaksanakan KKN di kabupaten itu.
Ia mengatakan Asmat merupakan daerah yang sulit dijangkau. Meski begitu pihaknya tetap berkomitmen untuk membantu pemerintah daerah setempat dalam pelaksanaan pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"UGM juga sudah membentuk Gugus Tugas Papua, mengirim mahasiswa KKN ke Papua juga sudah dilakukan. Ke depan kita akan tingkatkan kerja sama ini untuk pembangunan Papua yang lebih baik," kata Paripurna. (*/adv)
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani Bupati Asmat Elisa Kambu dan Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, yang diwakili Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Dr Paripurna di ruang Rektorat UGM, beberapa waktu lalu.
Dalam nota kesepahaman tersebut, Pemkab Asmat dan UGM menyepakati kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta bidang lainnya selama lima tahun. Dua lembaga itu juga sepakat untuk saling mendukung dalam pelaksanaan pembangunan Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Asmat menyampaikan terima kasih kepada pihak UGM, karena memiliki kepedulian dan perhatian yang tinggi terhadap masyarakat Papua, khususnya Asmat.
Menurut Elisa, hal itu dibuktikan saat kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk beberapa waktu lalu, yang UGM turut membantu penanganan masalah tersebut. Bahkan hingga kini UGM masih membantu proses pemulihan masyarakat Asmat.
"Salah satu dari sekian banyak perguruan tinggi yang telah hadir membantu kami di Asmat hingga hari ini ialah UGM. Tidak berlebihan jika kami menyampaikan terima kasih, bangga dan salut tak terhingga kepada UGM," ujar Elisa di Kampus UGM Yogyakarta.
Ia mengatakan hubungan Pemkab Asmat dan UGM menjadi lebih mantap setelah adanya kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta bidang lainnya.
Elisa optismistis melalui kerja sama tersebut, pembangunan masyarakat dan Kabupaten Asmat akan lebih baik. Sebab ia berkeyakinan UGM akan membantu merancang serta mendorong pembangunan di kabupaten itu.
"Saya berkeyanikan bahwa nota kesepahaman ini akan mengikat kita untuk melaksanakan kerja-kerja nyata ke depan, khususnya di Asmat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Elisa memaparkan Kabupaten Asmat secara topografi merupakan daerah yang sulit. Dan dengan kondisi geografis yang sulit pula, pembangunan di kabupaten itu belum bisa dilakukan secara maksimal.
"Banyak kesulitan yang dihadapi. Asmat kabupaten baru. Banyak keterbatasan yang dimiliki, baik itu SDM dan lainnya, sehingga pembangunan di Asmat ini agak berat," ujar Elisa.
Ia juga memaparkan bahwa Asmat merupakan daerah yang unik. Ibukota kabupaten itu dibangun di atas lumpur, sehingga masyarakatnya tidak pernah menjejalkan kaki di tanah. Selain itu Asmat terkenal karena seni ukiran dan budayanya.
"Dengan keunikan-keunikan ini, kami bermaksud mendorong Asmat agar semakin dikenal dan banyak orang datang ke Asmat. Makanya kami menggenjot infrastruktur, terutama akses masuk ke Asmat seperti bandara, pelabuhan dan jalan," kata Elisa.
Orang nomor satu di Kabupaten Asmat itu mengharapkan UGM bisa membantu pemerintah daerah dan masyarakat Asmat, terutama dalam merancang inovasi-inovasi pembangunan.
Diharapkan pula setelah penandatanganan MoU tersebut, ada rencana aksi selanjutnya.
"Setelah adanya nota kesepahaman ini, kami harap ada tindak lanjut seperti rencana aksi yang bisa kita lakukan bersama untuk mempercepat pembangunan di Asmat," kata Elisa.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM Dr. Paripurna menyambut baik kerja sama UGM dengan Pemkab Asmat. Ke depan, UGM akan mengirim mahasiswanya untuk melaksanakan KKN di kabupaten itu.
Ia mengatakan Asmat merupakan daerah yang sulit dijangkau. Meski begitu pihaknya tetap berkomitmen untuk membantu pemerintah daerah setempat dalam pelaksanaan pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"UGM juga sudah membentuk Gugus Tugas Papua, mengirim mahasiswa KKN ke Papua juga sudah dilakukan. Ke depan kita akan tingkatkan kerja sama ini untuk pembangunan Papua yang lebih baik," kata Paripurna. (*/adv)