Biak (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua menargetkan eliminasi penyakit kaki gajah (filariasis) di daerah itu akan terealisasi pada 2020.
"Suatu wilayah dikatakan endemis penyakit kaki gajah apabila ada microfilaria atau anak cacing filaria penyebab kaki gajah di dalam tubuh manusia di atas satu persen dari jumlah penduduk. Sekarang Biak ada tujuh kasus filarisis," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Biak Ruslan Epid, ketika dihubungi di Biak, Selasa.
Ia menyebut penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria pada tubuh manusia yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Ia menambahkan terdapat 23 jenis nyamuk yang bertindak sebagai vektor penularan filaria, di antaranya dari genus Mansonia, Culex, Anopheles, Aedes dan Armigeres.
Cacing filaria tumbuh di dalam tubuh manusia, menurutnya baru menimbulkan efek lima tahun setelah menginfeksi manusia.
"Cacing filaria dewasa hidup di saluran dan kelenjar getah bening, sementara anak cacing atau microfilaria berada di dalam darah," ujarnya.
Ruslan menerangkan penyakit kaki gajah menimbulkan pembengkakan pada setiap bagian tubuh manusia, umumnya di kaki dan bisa menjadi sangat besar tampak seperti kaki gajah.
Untuk cacing filaria jenis brugia timori, lanjutnya akan menyebabkan pembengkakan di daerah bawah lutut dan bawah siku.
Sementara cacing jenis wuchereria bancrofti, katanya bisa menyebabkan pembengkakan di seluruh kaki, seluruh lengan, pada alat kelamin, dan payudara.
"Kecacatan akibat pembengkakan ini bersifat permanen dan sulit diobati bila sudah pada stadium lanjut," ujar Ruslan.
Oleh karena itu, menurut dia, cara terbaik menghindari kaki gajah ialah dengan pencegahan yaitu dengan meminum obat yang diberikan oleh pemerintah dalam program Belkaga setiap bulan Oktober selama lima tahun berturut-turut.
Ia menambahkan obat pencegahan kaki gajah diberikan kepada masyarakat mulai anak usia dua tahun hingga lansia 70 tahun.
"Anak di bawah dua tahun, ibu hamil, dan orang yang mende?rita penyakit kronis dan berat tidak boleh mengonsumsi obat tersebut," lanjutnya.
Selain pencegahan lewat obat, sebutnya masyarakat juga bisa menghindari terinfeksi cacing filaria dengan menghindari gigitan nyamuk.
Beberapa cara yang harus dilakukan ialah tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk atau krim, dan membasmi sarang nyamuk.
"Suatu wilayah dikatakan endemis penyakit kaki gajah apabila ada microfilaria atau anak cacing filaria penyebab kaki gajah di dalam tubuh manusia di atas satu persen dari jumlah penduduk. Sekarang Biak ada tujuh kasus filarisis," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Biak Ruslan Epid, ketika dihubungi di Biak, Selasa.
Ia menyebut penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria pada tubuh manusia yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Ia menambahkan terdapat 23 jenis nyamuk yang bertindak sebagai vektor penularan filaria, di antaranya dari genus Mansonia, Culex, Anopheles, Aedes dan Armigeres.
Cacing filaria tumbuh di dalam tubuh manusia, menurutnya baru menimbulkan efek lima tahun setelah menginfeksi manusia.
"Cacing filaria dewasa hidup di saluran dan kelenjar getah bening, sementara anak cacing atau microfilaria berada di dalam darah," ujarnya.
Ruslan menerangkan penyakit kaki gajah menimbulkan pembengkakan pada setiap bagian tubuh manusia, umumnya di kaki dan bisa menjadi sangat besar tampak seperti kaki gajah.
Untuk cacing filaria jenis brugia timori, lanjutnya akan menyebabkan pembengkakan di daerah bawah lutut dan bawah siku.
Sementara cacing jenis wuchereria bancrofti, katanya bisa menyebabkan pembengkakan di seluruh kaki, seluruh lengan, pada alat kelamin, dan payudara.
"Kecacatan akibat pembengkakan ini bersifat permanen dan sulit diobati bila sudah pada stadium lanjut," ujar Ruslan.
Oleh karena itu, menurut dia, cara terbaik menghindari kaki gajah ialah dengan pencegahan yaitu dengan meminum obat yang diberikan oleh pemerintah dalam program Belkaga setiap bulan Oktober selama lima tahun berturut-turut.
Ia menambahkan obat pencegahan kaki gajah diberikan kepada masyarakat mulai anak usia dua tahun hingga lansia 70 tahun.
"Anak di bawah dua tahun, ibu hamil, dan orang yang mende?rita penyakit kronis dan berat tidak boleh mengonsumsi obat tersebut," lanjutnya.
Selain pencegahan lewat obat, sebutnya masyarakat juga bisa menghindari terinfeksi cacing filaria dengan menghindari gigitan nyamuk.
Beberapa cara yang harus dilakukan ialah tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk atau krim, dan membasmi sarang nyamuk.