Wamena (ANTARA News Papua) - Pejabat dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Provinsi Papua, Ponto Yelipele, mengatakan sekolah darurat yang dibuka untuk anak-anak pengungsi Kabupaten Nduga, di Kabupaten Jayawijaya akan dibuka atau aktif hingga situasi keamanan di Nduga kondusif.

Ponto Yelipele ketika berada di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan anak-anak pengungsian yang merupakan pelajar tidak boleh tertinggal pelajaran, sebab pada April, sebagian akan mengikuti Ujian Nasional (UN).

"Sekolah sementara (yang dibangun beberapa pihak) ini dibuka sampai ada jaminan keamanan dari pemerintah, khusus di Nduga. Jadi sampai batas waktu yang tidak ditentukan," katanya.

Kasubag Umum di LPMP ini mengatakan ratusan siswa dan siswi yang berada di Kabupaten Jayawijaya, sebelumnya bersekolah di sejumlah SD, SMP dan SMA di Nduga, namun karena terjadi kontak tembak antara kelompok sipil bersenjata(KSB) melawan TNI/Polri, sehingga anak-anak itu ikut mengungsi bersama orang tua maupun sendiri.

"Secara standar pelayanan, hak anak-anak terabaikan, sehingga apapun kondisinya, Dinas Pendidikan Nduga harus mengambil tindakan," katanya.

LPMP menyampaikan terima kasih kepada pihak pengelola Gereja Weneroma di Jayawijaya yang mengizinkan tim pengungsian Nduga untuk membangun sekolah darurat di sana.

Sebelumnya, anggota tim penanganan pengungsi Nduga, Ence Geong mengatakan 320 anak usia sekolah dari beberapa distrik di Nduga seperti Mbua, Yal, Ndal, Mapenduma, Nirkuri, Mbulmu Yalma, Ininggal, Mam dan Iniye sudah berada di Jayawijaya.

Sebagian anak yang sudah didata itu berasal dari 10 Sekolah Dasar(SD), Lima Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan Dua Sekolah Menengah Atas(SMA).

Ia mengatakan telah dibangun sekolah namun pihaknya masih membutuhkan fasilitas penunjang seperti asrama sementara untuk anak-anak tersebut menginap dekat sekolah.

"Karena kasihan mereka ada yang tinggalnya cukup jauh untuk datang ke sekolah yang ada di halaman gereja ini. Mereka jalan kaki," katanya.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025