Jayapura (ANTARA) - Sore itu, langit mulai gelap. Awan pun mulai berkumpul di atas langit Kampung Yuwainda. Sepertinya akan turun hujan. 

Di teras sebuah rumah warga, seorang lelaki terlihat sedang lahap menyantap makanan. Saya dan beberapa teman wartawan menyambanginya. 

Terlihat nasi dengan sayur kangkung tumis dan ikan asin goreng berbumbu pedas di depannya. Sederhana, tetapi sangat menggugah selera. Dia adalah  Alberth Tuwo, pria berusia 40 tahun. 

Bukan tanpa alasan, kami mengunjunginya. Dia adalah salah satu warga yang nantinya mendapatkan rumah sehat melalui program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD).

"Sabar yah ade," begitu kata dia, menjawab pertanyaan saya terkait pembangunan 10 unit rumah oleh TNI AD.

Alberth tidak sendiri. Di depan rumah kayu beratap seng yang terlihat mulai reyot, dia duduk bersama ipar dan keponakannya. Alberth baru memiliki seorang anak.
 
Makanannya tidak dihabiskan. Kira-kira tinggal sedikit, diberikan kepada keponakannya yang sedari tadi terlihat ingin juga menikmati. Itulah kebersamaan, keadilan dan rasa syukur warga di perbatasan, saling membagi meski sedikit. 
  Proses pembangunan rumah sehat dalam TMMD ke-104 TA 2019 di Kampung Yuwainda, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua. (ANTARA News Papua / Alfian Rumagit)

Tangannya tak lagi dicuci. Hanya dilap dengan pakaian usang di sampingnya. Sepertinya itu tanda bahwa dia menyambut kedatangan kami.  Sebelum dia bertanya, disulutnya rokok sebatang, hasil pemberian kenalan. 

"Bagaimana ade?” Tanyanya sambil mengisap rokoknya dengan tarikan dalam.

Saya pun langsung lanjut bertanya, karena melihat langit semakin gelap, gerimis mulai turun. 

"Bagaimana pendapat bapak tentang pembangunan rumah-rumah itu?” Kataku, sambil menunjuk rumah-rumah yang sedang dibangun di seberang jalan.

"Begini ade. Kami sangat senang rumah-rumah itu dibangun. Kurang lebih 40 tahun lamanya, baru kami rasakan pembangunan seperti ini," katanya mulai menjawab pertanyaan yang saya simpan sejak tadi.

Dalam kurun waktu itu, kata dia, pembangunan rumah permanen belum pernah dirasakan oleh warga Kampung Yuwainda. Pernah ada pembangunan tempat tinggal, lanjutnya, tetapi didominasi material kayu.

"Saya dapat jatah rumah satu dari pemerintah lewat pembangunan ini," kata Alberth sambil menatap ke seberang jalan, salah satu lokasi empat dari 10 rumah permanen yang sementara dibangun oleh prajurit TNI dari Kodim 1701/Jayapura.
  Bupati Keerom M Markum (tengah) didampingi Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar P Sianipar (kiri), Dandim 1701/Jayapura Letkol Inf Johanis Parinussa dan Kapolres Keerom AKBP Muji Windi Harto saat berikan keterangan pers di Kampung Yuwainda, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua. (ANTARA News Papua / Alfian Rumagit)

Sambil terus mengisap rokoknya, Alberth lalu mengisahkan penantiannya sebagai warga yang tinggal di perbatasan RI-Papua Nugini (PNG).
 
Ia menyambut gembira kehadiran TNI dengan program TMMD-nya yang memang sudah sangat membantu masyarakat di kampung-kampung yang kurang mendapat perhatian pemerintah.

Rumah permanen yang sementara dibangun oleh prajurit TNI dalam program TMMD reguler ke-104 TA 2019 itu telah menggugah hati warga perbatasan. 

TNI, kata dia, bukan saja hadir untuk mengawal dan menjaga batas negara, tetapi hadir untuk melihat, membantu dan mencari jalan keluar persoalan masyarakat. Salah satunya, ungkap Alberth, adalah dengan menggelar TMMD di kampung tersebut. 

"Kami sudah minta kepada Babinsa dan bapak-bapak tentara yang biasa bertugas ke sini, agar Kampung Yuwainda juga mendapatkan pembangunan yang sama dengan kampung sebelah, Kampung Sach," katanya.

Menurut dia, pada setahun atau dua tahun sebelumnya Kampung Sach menjadi pusat TMMD. Padahal kampung tersebut, merupakan kampung pemekaran dari Kampung Yuwainda. Sehingga terlihat tidak adil jika program yang sama tidak dilakukan di Kampung Yuwainda.

"Inilah penantian saya selama 40 tahun. Baru kali ini saya rasakan pemerintah hadir bagi kami, terima kasih bapak-bapak TNI," kata Alberth dengan senyum simpul. Ia bahagia akan memiliki rumah sehat permanen. 

Saya pun pamit bersama sejumlah rekan wartawan yang sengaja datang meliput pembukaan TMMD yang dipusatkan di halaman SD YPPK Pulboa, Kampung Kalipao, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua, Selasa, 26 Februari 2019.

Hujan lebat mulai mengguyur kampung. Kami pun berlari ke arah kendaraan yang ditumpangi untuk pulang ke Abepura, Kota Jayapura. 

TMMD sinergitas TNI-Rakyat

Beberapa jam sebelum wawancara dengan Alberth Tuwo, Bupati Keerom M Markum secara resmi telah membuka TMMD reguler ke-104 yang digelar oleh Kodim 1701/Jayapura. 

TMMD kali ini akan membangun 10 unit rumah sehat permanen serta fasilitas umum lainnya. 
TMMD yang digelar selama sebulan penuh itu dimulai dari 26 Februari 2019 hingga 26 Maret 2019, dengan membangun 10 unit rumah di beberapa titik Kampung Yuwainda. 

Hadir Danrem 172/PWY Kolonel Inf Jonathan Binsar P Sianipar, Danlanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Wibowo, Dandim 1701/Jayapura Letkol Inf Johanis Parinussa dan Kapolres Keerom AKBP Muji Windi Harto serta para tamu undangan.

Bupati M Markum mengatakan, tujuan dari TMMD adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetapkan kemanunggalan TNI dan Rakyat melalui pembangunan fisik dan nonfisik.

Sasaran fisik berupa pembangunan rumah permanen tipe 36 sebanyak 10 unit dengan masing-masing rumah dilengkapi MCK, sehingga ini dikatakan rumah sehat.

Sementara kegiatan nonfisik yaitu penyuluhan bela negara, penyuluhan kesehatan seperti HIV/AIDS dan bahaya narkoba, penyuluhan pertanian, serta penyuluhan keluarga berencana.

"TMMD ini melibatkan unsur TNI, pemerintah daerah dan masyarakat yang berguna membangun infrastruktur kampung dan meningkatkan kesejahteraan warga di daerah yang menjadi objek pelaksanaannya, mengingat Kampung Yuwainda merupakan daerah terpencil," katanya.

Pada momentum itu, Bupati M Markum juga menyumbangkan dua unit mesin parut kelapa dan dua unit mesin parut sagu kepada warga setempat, serta menyebutkan TMMD kali ini menyerap anggaran sebesar Rp1,4 miliar lebih.

"Nantinya akan kami tambahkan pembangunan tiga unit rumah semi permanen bersamaan dengan 10 unit permanen lainnya. Inilah sinergitas TNI dan rakyat. Kami mencoba menjawab permintaan dan kebutuhan rakyat," kata M Markum.

Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar P Sianipar didampingi Dandim 1701/Jayapura Letkol Inf Johanis Parinussa mengatakan TMMD ingin membangun daerah dari pinggiran sebagaimana nawacita yang disampaikan dan digaungkan oleh Presiden Jokowi.

Pembangunan lewat TMMD yang dilakukan di Kampung Yuwainda yang berbatasan langsung dengan sejumlah kampung di negara tetangga, Papua Nugini (PNG), menunjukkan bahwa pemerintah hadir dan memperhatikan warga negaranya.

"Sekaligus ingin menunjukkan bahwa ada perbedaan pembangunan dengan tetangga sebelah (PNG). Karena kampung ini dengan sebelah merupakan kampung bersaudara. Mereka bisa membandingkan tapi yang utama adalah warga di sini makin cinta dengan Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan 10 rumah sehat permanen ini, dilengkapi dengan MCK dan instalasi listrik, termasuk nantinya di Kampung Yuwainda akan dibangun gudang penyimpanan hasil bumi.

"Sasaran tambahan pada TMMD kali ini adalah pembangunan rumah semi permanen tipe 36 sebanyak 3 unit. Pembuatan gapura pintu masuk Kampung Yuwainda, dan rehab gedung SD Fransiskus Asisi YPPK Pulboa," kata Danrem 172/PWY Kolonel J Binsar P Sianipar.

Selain upacara pembukaan, TMMD tersebut juga langsung digelar dengan pengobatan massal yang diikuti 400 warga dari Kampung Yuwainda, Kampung Sach dan sejumlah kampung sekitar, yang dilayani oleh enam orang dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom dan dari provinsi, sementara perawat serta bidan dari Puskesmas Waris.

Semoga dengan adanya TMMD kali ini, warga Kampung Yuwainda bisa merasakan kehadiran pemerintah. Mereka sudah terlalu lama menginginkan adanya sentuhan dari tangan-tangan terampil prajurit TNI. 

Apalagi, rasa keadilan berupa perhatian akan mendapatkan pelayanan pembangunan sangat dinanti. Sehingga, kata memiliki dan menjadi bagian seutuhnya dari Indonesia semakin terpatri dan menjadi kebanggaan, karena mereka adalah warga yang menjadi garda terdepan NKRI di mata dunia. 

TMMD merupakan sinergitas dan kemanunggalan TNI-rakyat. (*)
 

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024