Moskow (ANTARA) - Forum bisnis Indonesia-Rusia yang digelar di Moskow, Kamis, menghasilkan setidaknya 13 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara pelaku bisnis dari kedua negara.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut disaksikan oleh sejumlah pejabat, antara lain Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Wahid Supriyadi, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Federasi Rusia Alexey V. Gruzdev.
"Ada beberapa sektor usaha pada MoU yang ditandatangani hari ini, mulai dari furnitur, palm sugar (gula aren) dan produk makanan lainnya seperti Mayora," kata Dubes Wahid di sela-sela kegiatan Forum Bisnis Indonesia-Rusia di Moskow.
Dubes Wahid menjelaskan kedua negara dalam Kelompok G20, yakni Rusia peringkat 12, sementara Indonesia peringkat 16 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia. Namun demikian, nilai perdagangan Indonesia dan Rusia masih relatif kecil yakni hanya 2,6 miliar dolar AS.
Ada pun ketiga belas nota kesepahaman yang ditandatangani pada Kamis ini salah satunya menyangkut pembelian arang batok kelapa (coconut shell charcoal) antara PT Dian Niaga Yogyakarta dan Intro Grup LTD/Point Art Russia.
Selain itu, kerja sama juga mencakup sektor bisnis obat-obatan herbal, agar-agar, brown sugar organic, dekorasi rumah dan furnitur, proyek konstruksi hingga pembangunan pabrik tepung pati.
PT Mayora Indah juga melakukan penjualan produk biskuit dan permen kopi dengan nilai kesepakatan mencapai 2,5 juta dolar AS. Forum bisnis Indonesia-Rusia ini diharapkan berdampak pada kolaborasi dan penguatan kerja sama dalam investasi, perdagangan dan pariwisata.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut disaksikan oleh sejumlah pejabat, antara lain Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Wahid Supriyadi, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Federasi Rusia Alexey V. Gruzdev.
"Ada beberapa sektor usaha pada MoU yang ditandatangani hari ini, mulai dari furnitur, palm sugar (gula aren) dan produk makanan lainnya seperti Mayora," kata Dubes Wahid di sela-sela kegiatan Forum Bisnis Indonesia-Rusia di Moskow.
Dubes Wahid menjelaskan kedua negara dalam Kelompok G20, yakni Rusia peringkat 12, sementara Indonesia peringkat 16 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia. Namun demikian, nilai perdagangan Indonesia dan Rusia masih relatif kecil yakni hanya 2,6 miliar dolar AS.
Ada pun ketiga belas nota kesepahaman yang ditandatangani pada Kamis ini salah satunya menyangkut pembelian arang batok kelapa (coconut shell charcoal) antara PT Dian Niaga Yogyakarta dan Intro Grup LTD/Point Art Russia.
Selain itu, kerja sama juga mencakup sektor bisnis obat-obatan herbal, agar-agar, brown sugar organic, dekorasi rumah dan furnitur, proyek konstruksi hingga pembangunan pabrik tepung pati.
PT Mayora Indah juga melakukan penjualan produk biskuit dan permen kopi dengan nilai kesepakatan mencapai 2,5 juta dolar AS. Forum bisnis Indonesia-Rusia ini diharapkan berdampak pada kolaborasi dan penguatan kerja sama dalam investasi, perdagangan dan pariwisata.