Jayapura (ANTARA) - Pembelian bahan bakar minyak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nagoya, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua, hingga Selasa siang kembali norma pascaunjukrasa tolak rasisme yang berujung anarkhis pada Kamis (29/8).

"Sudah kembali normal pascaunjukrasa," kata Johan Sombuk, pengawas dan manajer operasional di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nagoya didampingi Yafet Sibi, salah satu tokoh Tabi di Kota Jayapura.

Ia mengaku bersyukur karena pada unjukrasa tersebut, SPBU Nagoya yang terletak di Jalan Koti, tidak jauh dari Polres Jayapura Kota luput dari amukan massa yang melakukan unjukrasa beringas.

"Hanya kena lemparan batu di kaca kantor bagian atas, selebihnya SPBU Nagoya terhindar dari unjukrasa tersebut. Meskipun di deretan kami ada ruko atau bangunan yang terbakar," katanya.

Johan mengaku sewaktu unjukrasa tersebut tersebut hanya setengah hari saja operasional SPBU Nagoya dan sempat libur dua hari akibat situasi yang dikabarkan kurang kondusif.

"Tapi kini sudah normal kembali, para konsumen mulai kembali mengisi BBM di sini. Harapannya situasi seperti ini terus kondusif," kata Johan.

Sementara itu, Unit Manager Communication, Relations, & CSR Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua PT Pertamina (Persero), Brasto Galih Nugroho mengatakan penyaluran BBM ke lembaga penyalur seperti SPBU dan DPPU Sentani dikawal oleh aparat TNI.

"Untuk kelancaran pendistribusian BBM, truk penyaluran milik Pertamina dikawal oleh personel TNI. Penyaluran juga, termasuk di SPBU Nagoya," katanya.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024