Jayapura (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Papua hingga kini tetap berupaya menggaungkan bulan Oktober sebagai bulan bahasa kepada warga, para mahasiswa, instansi-instansi pemerintahan, pelaku-pelaku usaha dan semua pihak melalui seminar dan penyuluhan.
"Kami tidak henti-hentinya mengimbau kepada seluruh warga dan semua pihak bahwa di Oktober itu adalah bulan bahasa, salah satunya kami mengadakan seminar-seminar kebahasaan," kata Peneliti Ahli Muda Balai Bahasa Papua, Yohanis Sanjoko di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan, setiap saat pihaknya ke daerah-daerah melakukan penyuluhan, di sela-sela itu juga disampaikannya bahwa di Oktober itu adalah bulan bahasa.
"Mari kita utamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, tapi di sisi lain jangan lupa bahasa daerah," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya juga selalu mengimbau kepada orang-orang tua agar tetap melestarikan bahasa daerahnya selain menggencarkan Bahasa Indonesia, karena benteng terakhir dari suatu bahasa daerah itu ada pada ranah keluarga.
Jika suatu keluarga sudah tidak memiliki sikap positif terhadap bahasa daerahnya diyakini anak-anaknya juga tidak merespon positif terhadap bahasa daerahnya dan lambat laun bahasa daerah tersebut akan mengarah ke arah kepunahan.
"Akan tetapi kalau orang tuannya, punya sikap yang positif maka anak-anaknya akan merespon positif terhadap bahasa daerahnya," katanya.
Ia juga mengatakan, tidak semua warga tahu kalau Oktober itu adalah bulan bahasa, selain ada sumpah pemuda," ujarnya.
Ia menambahkan, Oktober disebut sebagai bulan bahasa karena saat Oktober itu juga, sumpah pemuda disuarakan dimana salah satu poinnya adalah menjunjung tinggi bahasa Indonesia.
"Kami tidak henti-hentinya mengimbau kepada seluruh warga dan semua pihak bahwa di Oktober itu adalah bulan bahasa, salah satunya kami mengadakan seminar-seminar kebahasaan," kata Peneliti Ahli Muda Balai Bahasa Papua, Yohanis Sanjoko di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan, setiap saat pihaknya ke daerah-daerah melakukan penyuluhan, di sela-sela itu juga disampaikannya bahwa di Oktober itu adalah bulan bahasa.
"Mari kita utamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, tapi di sisi lain jangan lupa bahasa daerah," ujarnya.
Menurut dia, pihaknya juga selalu mengimbau kepada orang-orang tua agar tetap melestarikan bahasa daerahnya selain menggencarkan Bahasa Indonesia, karena benteng terakhir dari suatu bahasa daerah itu ada pada ranah keluarga.
Jika suatu keluarga sudah tidak memiliki sikap positif terhadap bahasa daerahnya diyakini anak-anaknya juga tidak merespon positif terhadap bahasa daerahnya dan lambat laun bahasa daerah tersebut akan mengarah ke arah kepunahan.
"Akan tetapi kalau orang tuannya, punya sikap yang positif maka anak-anaknya akan merespon positif terhadap bahasa daerahnya," katanya.
Ia juga mengatakan, tidak semua warga tahu kalau Oktober itu adalah bulan bahasa, selain ada sumpah pemuda," ujarnya.
Ia menambahkan, Oktober disebut sebagai bulan bahasa karena saat Oktober itu juga, sumpah pemuda disuarakan dimana salah satu poinnya adalah menjunjung tinggi bahasa Indonesia.