Wamena (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menemukan satu kasus pasien menderita kaki gajah, penyakit pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing jenis filaria.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dr Willy Mambieuw di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengatakan pasien bersangkutan sudah mendapatkan pendampingan.
"Kasus kaki gajah di Jayawijaya memang baru ditemukan satu. Namun itu bawaan dari luar Jayawijaya," katanya.
Willy Mambieuw mengatakan belum ada laporan temuan kasus lain dan aksi pencegahan filariasis yang terus dilakukan petugas medis di kota hingga ke kampung-kampung.
"Selain di lingkungan pemda, kita lakukan di sekolah-sekolah, puskesmas-puskesmas dan distrik-distrik," katanya.
Ia mengatakan setiap tahun di Kabupaten ini dilakukan dua kali putaran aksi minum obat filariasis untuk pencegahan penyakit itu.
"Aksi minum obat Kamis ini, tapi sebenarnya aksi di luar jajaran pemkab sudah dilakukan sebelumnya. Jadi teman-teman di puskesmas sudah jalan duluan, Kamis ini baru kita lakukan di lingkungan pemda," katanya.
Ia mengaku, Dinkes Jayawijaya kekurangan petugas medis akibat aksi kerusuhan yang mengakibatkan warga mengungsi atau kembali ke daerah asalnya, namun demikian pelayanan di sejumlah puskesmas tetap dibuka.
"Termasuk obat tetap kita distribusikan. Jadi mereka yang datang ambil di puskesmas atau kita yang antar ke masing-masing puskesmas, terutama 13 puskesmas induk," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dr Willy Mambieuw di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengatakan pasien bersangkutan sudah mendapatkan pendampingan.
"Kasus kaki gajah di Jayawijaya memang baru ditemukan satu. Namun itu bawaan dari luar Jayawijaya," katanya.
Willy Mambieuw mengatakan belum ada laporan temuan kasus lain dan aksi pencegahan filariasis yang terus dilakukan petugas medis di kota hingga ke kampung-kampung.
"Selain di lingkungan pemda, kita lakukan di sekolah-sekolah, puskesmas-puskesmas dan distrik-distrik," katanya.
Ia mengatakan setiap tahun di Kabupaten ini dilakukan dua kali putaran aksi minum obat filariasis untuk pencegahan penyakit itu.
"Aksi minum obat Kamis ini, tapi sebenarnya aksi di luar jajaran pemkab sudah dilakukan sebelumnya. Jadi teman-teman di puskesmas sudah jalan duluan, Kamis ini baru kita lakukan di lingkungan pemda," katanya.
Ia mengaku, Dinkes Jayawijaya kekurangan petugas medis akibat aksi kerusuhan yang mengakibatkan warga mengungsi atau kembali ke daerah asalnya, namun demikian pelayanan di sejumlah puskesmas tetap dibuka.
"Termasuk obat tetap kita distribusikan. Jadi mereka yang datang ambil di puskesmas atau kita yang antar ke masing-masing puskesmas, terutama 13 puskesmas induk," katanya.