Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua tengah berupaya menghentikan ketergantungan terhadap pengembangan ekonomi bersifat ekstraktif seperti pertambangan dan lain sebagainya.

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Muhammad Musaad kepada ANTARA di Jayapura, Senin, mengatakan hal ini sebagai upaya mengantisipasi resesi ekonomi.

"Untuk itu, kami kini fokus pada pengembangan potensi-potensi lokal seperti pertanian," katanya.

Menurut Musaad, upaya yang kini dilakukan oleh Pemprov Papua dengan mengembangkan pangan lokal seperti sagu, kopi dan lainnya yang erat dengan kearifan lokal.

"Hal tersebut gencar dilakukan dan itu terbukti pada APBD Papua pada tahun anggaran 2020 nanti, untuk bidang ekonomi khususnya pengembangan ekonomi lokal meningkat cukup signifikan dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Diperkirakan akan ada peningkatan ekonomi lokal yakni dari Rp300 miliar menjadi Rp600 miliar atau naik 100 persen.

"Kami berharap dapat memacu pengembangan ekonomi lokal terutama komoditas-komoditas unggulan lokal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat," katanya lagi.

Dia menambahkan ekonomi lokal tersebut, yakni pengembangan kopi dari wilayah adat Meepago, sagu dan coklat dari wilayah adat Mamta, di mana ada beberapa di wilayah adat Animha, termasuk di wilayah adat Saireri dengan potensi kelautannya.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024