Jayapura (ANTARA) - Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Papua Protasius Lobya mengatakan hingga kini anak-anak disabilitas/berkebutuhan khusus belum tercatat secara baik, sehingga sulit untuk melakukan pendekatan dan penanganan khusus

"Disabilitas masuk kategori pendidikan khusus dan layanan khusus, kota sudah punya peta jalan (road map) untuk Provinsi Papua. Namun, hingga kini mereka belum tercatat secara baik," kata Protasius di Jayapura, Jumat.

Protasius mengatakan hal yang penting adalah pemetaan dan pendataan disabilitas. Banyak anak-anak yang kategori disabilitas belum tercatat secara baik sehingga sulit untuk melakukan pendekatan penanganan khusus kepada mereka.

"Yang sekarang ada adalah mereka yang mungkin oleh orang tua atau masyarakat sudah paham benar atau mungkin karena kemauan sendiri atau ingin mencari tau datang ke sekolah-sekolah khusus disabilitas," ujarnya.

Menurut dia, hal ini harus menjadi perhatian bahwa disabilitas harus setara dengan anak-anak yang bukan disabilitas. Peran dan fungsi paling besar itu ada di Dinas Pendidikan kabupaten/kota di Papua.

Dia mengimbau, orang tua yang merasa anaknya memiliki kondisi berkebutuhan khusus agar bersekolah seperti biasa.

"Jadi anak-anak ini sekolah seperti biasa, tidak boleh di nomor duakan. Yang paling penting guru itu tau bahwa anak-anak seperti itu mendapat pendekatannya berbeda," ujarnya.

Protasius menyebutkan anak-anak seperti itu, di satu sisi mereka terbatas tetapi di sisi lain mereka unggul. Harus ada kesetaraan anak-anak berkebutuhan khusus ini dengan yang lainnya.

Pihaknya sudah menghitung seluruh biaya operasional peserta didik bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini. Mereka akan mendapat perhatian khusus.

Kendalanya selama ini adalah sulitnya mencari guru tutor khusus yang kompeten, berbakat, trampil mengajar.


Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024