Natuna (ANTARA) - Sekitar 225 orang warga Kota Tua Penagi dan Pering Kabupaten Natuna Kepulauan Riau antusiasme melepas warga negara Indonesia dari Wuhan yang diobservasi selama 14 hari di daerah setempat.
"Awalnya kami rencanakan yang hadir di sini sebanyak 70 orang, tapi ternyata yang mau ikut banyak sampai 150 orang," kata Ketua RT 01 Kota Tua Penagi, Suprianto di Natuna, Sabtu.
Warga berkumpul di sekitar hanggar Lanud Raden Sadjad Natuna, tempat 238 WNI dari Wuhan diobservasi.
Kota Tua Penagi, merupakan perkampungan terdekat dengan lokasi hanggar. Awalnya, warga sempat menolak kehadiran WNI dari Wuhan untuk diobservasi di lingkungan tempat tinggalnya.
Dan kini, setelah 14 hari masa observasi, masyarakat Penagi ikut gembira karena seluruh WNI dalam kondisi sehat.
"Hari ini hari terakhir mereka. Kami memberikan ucapan selamat jalan. Selamat berkumpul dengan keluarga," kata dia.
Ketua RT 01 itu tidak menampik, warganya sempat ketakutan dan panik, sampai 29 KK memutuskan mengungsi ke daerah lain.
Namun begitu, ia meminta WNI dari Wuhan dan masyarakat Indonesia memaklumi kekhawatiran warga saat itu.
"Yang lalu, kami berdemo jangan dibilang tidak NKRI, tidak ada rasa manusiawi. Itu karena informasi kurang, itulah yang kami rasakan," kata dia.
Di tempat yang sama, warga Pering, Heti juga bergembira melepas WNI dari Wuhan.
"Alhamdulillah mereka enggak sakit. Bisa pulang berarti dalam kondisi sehat," kata dia, yang lokasi rumahnya sekitar 2 Km dari Lanud Raden Sadjad.
Sementara itu, Bupati Natuna Kepulauan Riau Hamid Rizal menyatakan bangga daerahnya dipilih menjadi tempat observasi WNI dari Wuhan, terkait dengan upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Kami bangga, Natuna ditunjuk sebagai tempat obserbasi. Alhamdulillah semua dalam keadaan sehat," kata Bupati.
Bupati menyatakan bersyukur, seluruh WNI yang diobservasi dalam kondisi sehat, sampai akhir masa observasi.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak WNI dari Wuhan untuk kembali ke Natuna dalam kesempatan lain, menikmati Natuna yang sebenarnya.
"Selama 14 hari hanya berada di lokasi observasi. Nanti datang lagi melihat objek pariwisata yang ada di Natuna," kata dia.
Natuna, lanjut dia, akan dikembangkan sebagai daerah wisata budaya dan bahari, karena keelokan pantai dan bawah lautnya.
Di Natuna, lanjut dia, terdapat sejumlah tempat peninggalan perang dunia ke dua yang tenggelam di dasar laut.
"Awalnya kami rencanakan yang hadir di sini sebanyak 70 orang, tapi ternyata yang mau ikut banyak sampai 150 orang," kata Ketua RT 01 Kota Tua Penagi, Suprianto di Natuna, Sabtu.
Warga berkumpul di sekitar hanggar Lanud Raden Sadjad Natuna, tempat 238 WNI dari Wuhan diobservasi.
Kota Tua Penagi, merupakan perkampungan terdekat dengan lokasi hanggar. Awalnya, warga sempat menolak kehadiran WNI dari Wuhan untuk diobservasi di lingkungan tempat tinggalnya.
Dan kini, setelah 14 hari masa observasi, masyarakat Penagi ikut gembira karena seluruh WNI dalam kondisi sehat.
"Hari ini hari terakhir mereka. Kami memberikan ucapan selamat jalan. Selamat berkumpul dengan keluarga," kata dia.
Ketua RT 01 itu tidak menampik, warganya sempat ketakutan dan panik, sampai 29 KK memutuskan mengungsi ke daerah lain.
Namun begitu, ia meminta WNI dari Wuhan dan masyarakat Indonesia memaklumi kekhawatiran warga saat itu.
"Yang lalu, kami berdemo jangan dibilang tidak NKRI, tidak ada rasa manusiawi. Itu karena informasi kurang, itulah yang kami rasakan," kata dia.
Di tempat yang sama, warga Pering, Heti juga bergembira melepas WNI dari Wuhan.
"Alhamdulillah mereka enggak sakit. Bisa pulang berarti dalam kondisi sehat," kata dia, yang lokasi rumahnya sekitar 2 Km dari Lanud Raden Sadjad.
Sementara itu, Bupati Natuna Kepulauan Riau Hamid Rizal menyatakan bangga daerahnya dipilih menjadi tempat observasi WNI dari Wuhan, terkait dengan upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Kami bangga, Natuna ditunjuk sebagai tempat obserbasi. Alhamdulillah semua dalam keadaan sehat," kata Bupati.
Bupati menyatakan bersyukur, seluruh WNI yang diobservasi dalam kondisi sehat, sampai akhir masa observasi.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak WNI dari Wuhan untuk kembali ke Natuna dalam kesempatan lain, menikmati Natuna yang sebenarnya.
"Selama 14 hari hanya berada di lokasi observasi. Nanti datang lagi melihat objek pariwisata yang ada di Natuna," kata dia.
Natuna, lanjut dia, akan dikembangkan sebagai daerah wisata budaya dan bahari, karena keelokan pantai dan bawah lautnya.
Di Natuna, lanjut dia, terdapat sejumlah tempat peninggalan perang dunia ke dua yang tenggelam di dasar laut.