Biak (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Biak Numfor Papua KH Ahmad Burhan Nulhaq mengatakan kegiatan Halal Bihalal merupakan momentum untuk saling memaafkan, mempererat silaturahim, dan membersihkan diri dari kesalahan dosa-dosa kecil.
"Dengan Halal Bihalal, diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menciptakan keharmonisan antarsesama, dan meningkatkan kualitas hidup umat Islam," ujar Ahmad Burhan Nulhaq pada kegiatan Halal Bihalal di Masjid Al Mukminin Biak, Minggu.
Dia menjelaskan, pelaksanaan Halal Bihalal erat kaitannya dengan Idul Fitri yang bermakna terlahir kembali suci.
Halal Bihalal juga, kata Ustadz Burhan, merupakan wujud nyata dari ajaran Islam tentang pentingnya saling memaafkan.
Dengan adanya sifat memaafkan, kata dia, hati manusia menjadi bersih dan terhindar dari perasaan dendam.
Pada momen Halal Bihalal, lanjut dia, setiap umat Muslim seperti terlahir bersih kembali dan suci setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh.
"Bahkan dosa-dosanya manusia yang dulu telah dihapuskan oleh Allah dengan amalan atau ibadah-ibadah yang dikerjakan selama bulan Ramadhan," katanya.
Ustadz Burhan mengingatkan, pekerjaan rumah kita bersama sekarang dan seterusnya adalah menjaga momentum indahnya suasana Idul Fitri yang sudah kita rayakan bersama.
Meski Ramadhan dan Idul Fitri telah berlalu, menurut Ustadz Burhan, agar auranya, kesyahduan, magnetnya, dan dampaknya terus kita rasakan sampai kita bertemu Ramadhan yang lebih indah di tahun yang akan datang.
"Ramadhan dan Idul Fitri menjadi ukuran kadar nilai keimanan dan ketakwaan manusia yang taat kepada Allah SWT," katanya.