Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua minta peternak memelihara ternak babi secara baik dan sehat serta tidak membiarkan babi berkeliaran dan mengkonsumsi sampah.

Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi di Distrik Pisugi, Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengaku ada peternak babi yang membiarkan babi berkeliaran di tempat sampah tanpa dikandangkan.

"Saya sudah ingatkan kepala kampung dan kepala distrik supaya tidak pelihara babi di tempat sampah, ini berlaku untuk semua distrik. Termasuk di Kota Wamena seperti di ujung bandara karena itu berhubungan dengan kesehatan orang yang mengkonsumsi babi," katanya.

Kebiasaan membiarkan ternak mengkonsumsi sampah dapat memproduksi penyakit yang siap mengancam masyarakat Jayawijaya yang pada sebagian besar kegiatan selalu menghadirkan ritual bakar batu.

"Banyak babi yang bisa kena penyakit cacing pita sehingga saya mengimbau supaya TPA tidak digunakan sebagai tempat untuk pelihara babi. Kalau bisa dipelihara di dalam kandang yang bersih, sehingga babi tetap sehat," katanya.

Beternak babi merupakan satu program Pemerintah Jayawijaya dalam mendorong kesejahteraan masyarakat karena sesuai dengan budaya bahwa babi merupakan ternak berharga di masyarakat pegunungan.

"Rata-rata usulan masyarakat adalah permintaan ternak babi dan pembangunan kandang. Pejabat dinas terkait sudah mencatat, muda-mudahan bisa direncanakan untuk tahun mendatang sehingga masyarakat tidak lagi pelihara babi secara sembarangan," katanya.

Babi memiliki nilai jual yang tidak murah di wilayah pegunungan sebab bernilai budaya. Bahkan bisa mencapai harga Rp30 hingga Rp50 juta per ekor untuk ukuran babi yang besar.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024