Wamena (ANTARA) - Bupati Jayawijaya, Provinsi Papua Jhon Richard Banua mengatakan kemungkinan besar pagelaran Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) tahun 2020 dibatalkan sebagai upaya pencegahan masuknya Covid-19 (virus Corona baru).
Bupati Jhon Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan setiap tahun FBLB menarik banyak wisatawan sehingga berpeluang menjadi media peredaran virus Corona jika digelar tahun ini dan hal itu akan dibicarakan dalam waktu dekat lagi dengan instansi terkait.
"Jadi sebagai kepala daerah di Jayawijaya, kemungkinan besar kami akan batalkan FBLB 2020," katanya.
Jhon Banua mengatakan lebih baik membatalkan FBLB dibandingkan tetap menggelar, namun berpotensi menyebarkan virus Corona.
"Apabila kita lakukan FBLB, akan datang turis dan orang Asia paling banyak dan kemungkinan dalam tahapan screener tidak terdeteksi, tetapi begitu sampai di tempat dingin, virus ini muncul. Lebih baik kita korbankan satu kegiatan, daripada kita korbankan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan biasanya turis yang datang untuk menyaksikan FBLB lebih suka tinggal di honai atau rumah adat dan berdekatan dengan masyarakat, sehingga berpotensi menyebarkan Corona ke penduduk lokal.
"Virus inikan bisa sampai 20 sekian hari baru diketahui, jadi kalau dalam perjalanan ke Wamena virus belum terdeteksi, tetapi setelah sampai baru virus terdeteksi maka itu berisiko. Ini yang kami berpikir untuk tidak lakukan FBLB," katanya.
Festival Budaya Lembah Baliem biasanya dilakukan pada Agustus setiap tahun. Pada festival itu hampir sebagian besar masyarakat 40 distrik berkumpul di Welesi untuk menampilkan tari-tarian, perang-perangan serta berbagai atraksi budaya.*
Bupati Jhon Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan setiap tahun FBLB menarik banyak wisatawan sehingga berpeluang menjadi media peredaran virus Corona jika digelar tahun ini dan hal itu akan dibicarakan dalam waktu dekat lagi dengan instansi terkait.
"Jadi sebagai kepala daerah di Jayawijaya, kemungkinan besar kami akan batalkan FBLB 2020," katanya.
Jhon Banua mengatakan lebih baik membatalkan FBLB dibandingkan tetap menggelar, namun berpotensi menyebarkan virus Corona.
"Apabila kita lakukan FBLB, akan datang turis dan orang Asia paling banyak dan kemungkinan dalam tahapan screener tidak terdeteksi, tetapi begitu sampai di tempat dingin, virus ini muncul. Lebih baik kita korbankan satu kegiatan, daripada kita korbankan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan biasanya turis yang datang untuk menyaksikan FBLB lebih suka tinggal di honai atau rumah adat dan berdekatan dengan masyarakat, sehingga berpotensi menyebarkan Corona ke penduduk lokal.
"Virus inikan bisa sampai 20 sekian hari baru diketahui, jadi kalau dalam perjalanan ke Wamena virus belum terdeteksi, tetapi setelah sampai baru virus terdeteksi maka itu berisiko. Ini yang kami berpikir untuk tidak lakukan FBLB," katanya.
Festival Budaya Lembah Baliem biasanya dilakukan pada Agustus setiap tahun. Pada festival itu hampir sebagian besar masyarakat 40 distrik berkumpul di Welesi untuk menampilkan tari-tarian, perang-perangan serta berbagai atraksi budaya.*