Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 yang menggetarkan Nabire, Papua pada pukul 12.51 WIB, Minggu (22/3) adalah gempa bumi dangkal yang tidak memiliki potensi tsunami, kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono.
Awalnya BMKG memperkirakan gempa itu berkekuatan M 5,2 sebelum dimutakhirkan menjadi M 4,9. Pusat gempa atau episenternya sendiri berada di koordinat 2,88 Lintang Selatan dan 135,63 Bujur Timur, atau berada di laut 55 kilometer (km) utara kota Nabire dengan kedalaman 20 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan oblique naik," kata Rahmat dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Guncangan dirasakan sampai di Nabire dalam golongan II MMI atau getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda yang digantung bergoyang.
Menurut Rahmat, sampai saat ini masih belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut dan pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, sampai dengan pukul 13.10 WIB terpantau adanya satu aktivitas gempa bumi susulan di daerah tersebut.
Untuk itu, BMKG meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai isu dari sumber yang tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya.
Selain itu warga juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak karena gempa dan memastikan keamanan tempat tinggal dengan memastikan tidak ada kerusakan sebelum kembali ke dalam rumah.
Awalnya BMKG memperkirakan gempa itu berkekuatan M 5,2 sebelum dimutakhirkan menjadi M 4,9. Pusat gempa atau episenternya sendiri berada di koordinat 2,88 Lintang Selatan dan 135,63 Bujur Timur, atau berada di laut 55 kilometer (km) utara kota Nabire dengan kedalaman 20 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan oblique naik," kata Rahmat dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Guncangan dirasakan sampai di Nabire dalam golongan II MMI atau getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda yang digantung bergoyang.
Menurut Rahmat, sampai saat ini masih belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut dan pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, sampai dengan pukul 13.10 WIB terpantau adanya satu aktivitas gempa bumi susulan di daerah tersebut.
Untuk itu, BMKG meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai isu dari sumber yang tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya.
Selain itu warga juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak karena gempa dan memastikan keamanan tempat tinggal dengan memastikan tidak ada kerusakan sebelum kembali ke dalam rumah.