Jayapura (ANTARA) - Direktur Daerah Tertinggal dan Perdesaan, Bappenas, juga sebagai Sekretaris Desk Papua, Bappenas, Velix Wanggai menilai langkah Bupati Paniai Meki Nawipa yang menerbangkan pesawat sendiri untuk membawa alat kesehatan di wilayah adat Mee Pago dalam upaya  pencegahan virus corona menjadi inspirasi untuk masyarakat Papua..

"inspirasi untuk Bappenas dalam proses penyempurnaan kebijakan holistik untuk Papua, terutama di sektor kesehatan," kata Velix Wanggai dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Jayapura, Papua, Sabtu.

Menurut dia, penyebaran virus corona atau covid-19 ke berbagai daerah di seluruh Indonesia telah mendorong semua pihak untuk menempuh berbagai langkah dalam membantu masyarakat dalam pencegahan. 

Di Provinsi Papua, misalnya, Gubernur Papua Lukas Enembe telah mengumumkan kebijakan pembatasan sosial skala besar di Papua, termasuk penutupan akses masuk ke wilayah pegunungan atau wilayah adat Laa Pago dan Mee Pago serta wilayah Anim Ha.

"Sebagai komitmen kemanusiaan untuk masyarakat Papua, Bupati Paniai Meki Nawipa yang berlatar belakang seorang pilot, bahkan menerbangkan sendiri pesawat pribadinya untuk mengirimkan sarana dan prasarana kesehatan di wilayah terpencil di pedalaman, baik di Paniai dan Deiyai," katanya.

Sehingga pendekatan 'one sizes fits all' kurang relevan dalam konteks Papua, lanjutnya, maka dibutuhkan pola terobosan kebijakan yang kontekstual Papua, sebagaimana pola yang dicontohkan Bupati Paniai Meki Nawipa,

Velix mengatakan, keputusan Bupati Paniai Meki Nawipa untuk meminjamkan dan menerbangkan pesawat pribadinya guna memberkan bantuan kemanusiaan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di wilayah Papua, maupun untuk pelayanan kesehatan masyarakat di pelosok Papua, patut diancungi jempol, karena hal ini merupakan pertama dalam sejarah.

"Bahwa ada seorang bupati yang bisa terbangkan pesawat sendiri. Sekedar diketahui, Meki Nawipa sebelumnya adalah seorang pilot dan memiliki pesawat yang stand by di Sentani, Kabupaten Jayapura," katanya.

Ia menilai, Bupati Meki Nawipa ingin memberikan contoh bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah terobosan baru, cara baru, dan desain baru dalam membuka akses rakyat terhadap pelayanan kesehatan yang terpadu. 

Apalagi melihat geografis Papua yang sangat lua, lanjutnya, sehingga diperlukan kebijakan flying hospital/health service ke berbagai pelosok wilayah di pedalaman.

"Menjadi seorang pilot ditempuh dengan perjuangan yang tidak mudah. Ia menempuh pendidikan di Deraya Flying School, Halim, mulai tahun 2000, sehingga memperoleh sertifikat Private Pilot Licence (PPL)," katanya.

Kemudia, Meki merantau ke negeri Kanguru, untuk melanjutkan sekolah penerbangan di Bible College of Victoria (BCV) di Melbourne, Australia.

Sejak 2008, Meki Nawipa memulai penerbangan di Papua yang melayani daerah-daerah terpencil dengan penduduk yang tersebar di Bumi Cenderawasih.  

"Melihat situasi sosial yang terjadi masyarakat, sudah pasti Meki Nawpa berkomitmen untuk pulang ke kampungnya di Paniai pada 2018 sebagai Bupati Paniai," katanya.

Bahkan, dalam visinya, Meki Nawipa sebagai Bupati Paniai menaruh perhatian besar ke penguatan SDM masyarakat. Sejumlah pola terobosan dalam pengembangan SDM ditempuh, dengan pola sekolah unggulan, pengiriman calon pilot, kemitraan swasta dalam  beasiswa putra-putri Paniai.

"Di hari-hari ini, dalam pelayanan kesehatan masyarakat, RSUD Paniai menjadi rujukan bagi masyarakat dari berbagai daerah di Mee Pago. 

Dengan bantuan pesawat pribadi dari Bupati Meki Nawipa, merupakan pesan kemanusiaan, sekaligus sebagai terobosan kebijakan untuk memperkuat pelayanan kesehatan bergerak melalui flying health services," katanya.

"Komitmen dari Bupati Paniai mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, baik dari Pemda lainnnya di tanah Papua maupun jajaran Pemerintah Pusat yang sedang menangani Covid-19 ini," ujarnya.
 

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024