Garut (ANTARA) - Penjualan berbagai sayuran dari petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali normal untuk memasok kebutuhan pasar di kota besar seperti Jakarta, Bandung bahkan ke beberapa daerah luar Jawa yang sebelumnya sempat terganggu karena daya beli rendah dampak darurat wabah COVID-19.
"Sekarang sudah normal, sudah kirim ke Jakarta bahkan ke luar Jawa seperti Batam, Jambi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga melalui telepon seluler di Garut, Minggu.
Ia menuturkan, penjualan produk sayuran dari Garut sebelumnya sempat turun, bahkan tidak dapat dijual karena permintaan pasar kurang sejak darurat wabah COVID-19.
Selain daya beli rendah, kata dia, saat itu pasokan sayuran dari berbagai daerah melimpah di kota besar seperti Jakarta, sementara permintaan pasar terbatas, akibatnya sebagian sayuran tersisa karena tidak terjual.
"Pasar kita (Garut) kan ke Jakarta, karena pasarnya terbatas pasokan barang dari mana-mana masuk, sedangkan daya beli kurang dan penerimaan pasar terbatas, barangnya masih banyak tersedia," kata Beni.
Namun saat kondisi pasar di Jakarta lemah, kata dia, sebagian produk sayuran dari Garut terbantu dengan adanya permintaan pasar di luar Jawa sehingga petani tidak terlalu rugi.
"Saat itu tertolong oleh perdagangan antar pulau," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini penjualan produk sayuran dari Garut mulai bangkit kembali meski belum 100 persen diterima banyak pasar di kota besar dan luar Jawa.
Selain permintaan pasar mulai normal, kata Beni, stok sayuran di Garut cukup tersedia, harga jual sayuran seperti kentang, cabai, tomat dan jenis sayuran lainnya saat ini sudah bagus di pasaran.
"Untuk sayuran masih surplus 40 persennya masih ada untuk pasar lokal," katanya.
"Sekarang sudah normal, sudah kirim ke Jakarta bahkan ke luar Jawa seperti Batam, Jambi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga melalui telepon seluler di Garut, Minggu.
Ia menuturkan, penjualan produk sayuran dari Garut sebelumnya sempat turun, bahkan tidak dapat dijual karena permintaan pasar kurang sejak darurat wabah COVID-19.
Selain daya beli rendah, kata dia, saat itu pasokan sayuran dari berbagai daerah melimpah di kota besar seperti Jakarta, sementara permintaan pasar terbatas, akibatnya sebagian sayuran tersisa karena tidak terjual.
"Pasar kita (Garut) kan ke Jakarta, karena pasarnya terbatas pasokan barang dari mana-mana masuk, sedangkan daya beli kurang dan penerimaan pasar terbatas, barangnya masih banyak tersedia," kata Beni.
Namun saat kondisi pasar di Jakarta lemah, kata dia, sebagian produk sayuran dari Garut terbantu dengan adanya permintaan pasar di luar Jawa sehingga petani tidak terlalu rugi.
"Saat itu tertolong oleh perdagangan antar pulau," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini penjualan produk sayuran dari Garut mulai bangkit kembali meski belum 100 persen diterima banyak pasar di kota besar dan luar Jawa.
Selain permintaan pasar mulai normal, kata Beni, stok sayuran di Garut cukup tersedia, harga jual sayuran seperti kentang, cabai, tomat dan jenis sayuran lainnya saat ini sudah bagus di pasaran.
"Untuk sayuran masih surplus 40 persennya masih ada untuk pasar lokal," katanya.