Boven Digoel, Papua (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua, meminta kepada warga Korowai mewaspadai penyakit malaria dan kaki gajah/filariasis

"Kalau di pendulangan yang tidak ada nyamuk tetapi ada malaria tersyana, itu berarti daerah-daerah yang lebih rendah lagi itu pasti ada malaria tersyana dan ada kasus kaki gajah, biji kontol gajah dan susu gajah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Papua, dr Aaron Rumainum di Boven Digoel, Kamis.

Menurut dia, sebenarnya ada tetapi karena tidak kelihatan sehingga tidak diketahui. Hal ini dibuktikan oleh tim Dinas Kesehatan Kabupaten Boven Digoel yang melakukan pelayanan di wilayah pendulangan.

Lanjut dia, mereka menemukan 11 kasus gajah, sudah lama tetapi belum diobati. Pengobatan kaki gajah ini sebenarnya 12 hari, kalau pengobatan pencegahan hanya satu kali.

Tim Dinkes Pegunungan Bintang juga, kata dia, menemukan 33 kasus malaria baru. Ini berarti jika penambang tidak hati-hati maka bisa kena malaria tropika, tersyana atau kaki gajah.

"Penyakit kaki gajah ini membuat produktif mereka/penambang terhambat, tidak bisa jalan jauh karena lama belum diobati," katanya.

Dia mengatakan, jika terkena kaki gajah maka atau malaria berarti mematikan aktivitas pendulang, sudah tidak bisa lagi mencari mafkah.

Penambang bisa kalah kena malaria dan kaki gajah/filariasis, mereka bisa mati, tidak bisa bertahan.

Untuk itu, tambah dia, kedua penyakit ini yang perlu menjadi perhatian bersama, ditangani dan segera diobati karena penyakit ini banyak di sejumlah kampung di Korowai.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024