Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) menargetkan luas wilayah restorasi gambut di Provinsi Papua seluas 39.239 hektare dari sekitar 2 juta hektare lahan gambut di wilayah tersebut.
Menurut Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri restorasi gambut di Provinsi Papua dilakukan dengan pendekatan budaya masyarakat serta dialog dengan seluruh para pihak di daerah tersebut.
"Kami memperhatikan dialog, konsultasi dengan para pihak di Papua, kepala daerah, pimpinan organisasi perangkat daerah, warga masyarakat yang secara khusus di kampung-kampung di wilayah restorasi gambut," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Untuk meningkatkan restorasi di area rawa goyang, sebutan gambut di Papua, BRG memfokuskan pada revitalisasi ekonomi masyarakat agar kesejahteraan warga kampung wilayah kerja restorasi gambut terangkat.
Program pemberdayaan masyarakat secara lebih luas, lanjutnya saat Webinar Sosialisasi Restorasi Gambut Papua 2020, dikembangkan melalui Kampung Peduli Gambut yang diawali di Merauke untuk tahun ini dan pada tahun berikutnya berpindah kepada kabupaten lain seperti di Kabupaten Mappi.
"Restorasi rawa goyang harus dilakukan bersama seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah desa, LSM, hingga pemuka agama, oleh karena itu diadakan pula kegiatan Pendeta Peduli Gambut di Provinsi Papua," katanya.
Di Merauke, tambahnya, atas inisiatif pihak gereja dan jemaat, memanfaatkan lahan di pekarangan gereja untuk lahan uji coba praktik pertanian di lahan gambut yang tidak merusak lingkungan, alami dan tidak membakar.
Sementara itu, Kepala Pokja Edukasi dan Sosialisasi BRG, Suwignya Utama mengatakan pendekatan BRG melalui Desa Peduli Gambut (DPG) atau Kampung Peduli Gambut dilakukan dengan cara mengintervensi pemberdayaan ekonomi, konflik, tata ruang, kearifan lokal, hingga kelembagaan desa.
"Sehingga aspek keswadayaan bisa kita dorong dan aspek lingkungan juga bisa kita jaga," ucap dia.
Suwignya mencontohkan kegiatan DPG di Kampung Paschas di Merauke para perempuan aktif jadi anggota kelompok tani yang menghasilkan produk tambahan untuk keluarga.
Kepala Pokja Wilayah Kalimantan dan Papua, Rudi Priyanto mengatakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di dua kabupaten, Merauke dan Mappi, yaitu kegiatan budidaya tanaman sagu, peningkatan mutu pati sagu, pembuatan abon ikan, dan usaha ternak babi, serta budidaya tanaman padi.
Kepala Bidang Pengelolaan Kualitas Lingkungan Dan Peningkatan Kapasitas Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Yaconias Maitindom mengatakan ada kesulitan untuk melakukan pendampingan di tiga kabupaten, misalnya di Kabupaten Merauke, Mappi, dan Asmat yaitu akses jalan.
Menurut dia, ada 34 paket kegiatan restorasi gambut di Provinsi Papua terdiri dari penanaman sagu, padi, hingga pengadaan alat tangkap ikan ramah lingkungan untuk pengolahan abon ikan.
Menurut Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri restorasi gambut di Provinsi Papua dilakukan dengan pendekatan budaya masyarakat serta dialog dengan seluruh para pihak di daerah tersebut.
"Kami memperhatikan dialog, konsultasi dengan para pihak di Papua, kepala daerah, pimpinan organisasi perangkat daerah, warga masyarakat yang secara khusus di kampung-kampung di wilayah restorasi gambut," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Untuk meningkatkan restorasi di area rawa goyang, sebutan gambut di Papua, BRG memfokuskan pada revitalisasi ekonomi masyarakat agar kesejahteraan warga kampung wilayah kerja restorasi gambut terangkat.
Program pemberdayaan masyarakat secara lebih luas, lanjutnya saat Webinar Sosialisasi Restorasi Gambut Papua 2020, dikembangkan melalui Kampung Peduli Gambut yang diawali di Merauke untuk tahun ini dan pada tahun berikutnya berpindah kepada kabupaten lain seperti di Kabupaten Mappi.
"Restorasi rawa goyang harus dilakukan bersama seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah desa, LSM, hingga pemuka agama, oleh karena itu diadakan pula kegiatan Pendeta Peduli Gambut di Provinsi Papua," katanya.
Di Merauke, tambahnya, atas inisiatif pihak gereja dan jemaat, memanfaatkan lahan di pekarangan gereja untuk lahan uji coba praktik pertanian di lahan gambut yang tidak merusak lingkungan, alami dan tidak membakar.
Sementara itu, Kepala Pokja Edukasi dan Sosialisasi BRG, Suwignya Utama mengatakan pendekatan BRG melalui Desa Peduli Gambut (DPG) atau Kampung Peduli Gambut dilakukan dengan cara mengintervensi pemberdayaan ekonomi, konflik, tata ruang, kearifan lokal, hingga kelembagaan desa.
"Sehingga aspek keswadayaan bisa kita dorong dan aspek lingkungan juga bisa kita jaga," ucap dia.
Suwignya mencontohkan kegiatan DPG di Kampung Paschas di Merauke para perempuan aktif jadi anggota kelompok tani yang menghasilkan produk tambahan untuk keluarga.
Kepala Pokja Wilayah Kalimantan dan Papua, Rudi Priyanto mengatakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di dua kabupaten, Merauke dan Mappi, yaitu kegiatan budidaya tanaman sagu, peningkatan mutu pati sagu, pembuatan abon ikan, dan usaha ternak babi, serta budidaya tanaman padi.
Kepala Bidang Pengelolaan Kualitas Lingkungan Dan Peningkatan Kapasitas Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Yaconias Maitindom mengatakan ada kesulitan untuk melakukan pendampingan di tiga kabupaten, misalnya di Kabupaten Merauke, Mappi, dan Asmat yaitu akses jalan.
Menurut dia, ada 34 paket kegiatan restorasi gambut di Provinsi Papua terdiri dari penanaman sagu, padi, hingga pengadaan alat tangkap ikan ramah lingkungan untuk pengolahan abon ikan.