Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi penemuan Flight Data Recorder (FDR) yang menjadi bagian dari black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 oleh tim SAR gabungan, Selasa.

Berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip dari laman Badan SAR Nasional (Basarnas), www.basarnas.go.id, di Jakarta, Selasa malam, Menhub mengapresiasi koordinasi yang baik dari tim SAR gabungan.

"Koordinasi yang apik antara TNI, Polri, Basarnas, KNKT, dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan operasi SAR," kata Menhub dalam keterangan tertulis Basarnas.

Menhub menyampaikan apresiasi atas kerja keras, sinergitas, dan soliditas hingga hari keempat pelaksanaan operasi SAR.

Kepada tim SAR gabungan Menhub juga menyampaikan tiga instruksi Presiden terkait pelaksanaan operasi SAR.

Yang pertama, harus cepat menemukan dan mengevakuasi kotal hitam, bagian tubuh para korban, dan potongan pesawat.

Kedua, asuransi dan hak para korban segera diberikan kepada keluarga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dan ketiga, penyebab kecelakaan harus segera ditemukan dan dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kinerja penerbangan nasional.

Sementara itu Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menekankan komitmen TNI untuk mendukung penuh Basarnas dalam pelaksanaan operasi SAR hingga tuntas.

"Operasi SAR sudah kita laksanakan mulai Sabtu malam sampai dengan hari ini oleh TNI-Polri dan mitra dalam rangka mendukung Basarnas," tegas Panglima TNI.

Panglima TNI menyampaikan setelah FDR ditemukan, yang menjadi orientasi pencarian berikutnya adalah Cockpit Voice Recorder (CVR).

"Dengan keyakinan yang tinggi Cockpit Voice Recorder akan segera ditemukan. Operasi ini belum selesai, karena akan terus kita lakukan evakuasi korban termasuk seluruh potongan body pesawat kita upayakan diangkat," jelasnya.

Kepala Basarnas Bagus Puruhito beserta Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Thahjono berterima kasih atas dukungan yang diberikan unsur TNI, khususnya TNI AL dan stakeholder lain yang telah mengerahkan daya dan upaya sehingga operasi SAR dapat berjalan dengan baik.

Menurut Kepala KNKT Soerjanto, data yang ada di dalam FDR sangat dibutuhkan untuk mengungkap penyebab kecelakaan pesawat. Pihaknya memohon doa dari masyarakat agar pengunduhan data FDR yang berlangsung sekitar 2 sampai 5 hari dapat berjalan dengan lancar.


 


Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024