Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat menyentuh level psikologis Rp14.000 per dolar AS.
Pada pukul 9.57 WIB, rupiah menguat 27 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp13.998 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.025 per dolar AS.
"Potensi penguatan rupiah hari ini masih terbuka dengan minat pasar terhadap aset berisiko terlihat tetap tinggi," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu
Indeks Dow Jones ditutup menguat dan indeks saham Asia pagi ini terlihat positif. Laporan-laporan pendapatan perusahaan yang positif membantu penguatan indeks.
Ariston menuturkan, pasar juga masih memperhatikan perkembangan negosiasi stimulus di AS. Partai Demokrat menjalankan agendanya di Kongres untuk meloloskan proposal stimulus tanpa dukungan penuh partai Republik.
Sementara itu, Partai Republik masih bernegosiasi dengan Presiden AS Joe Biden mengenai paket stimulus yang lebih kecil.
"Perilisan stimulus yang cepat bisa membantu meningkatkan sentimen minat terhadap risiko," ujar Ariston.
Di sisi lain, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat menguat ke 1,11 persen dari sebelumnya 1,08 persen.
"Kenaikan yield ini bisa mendorong penguatan dolar AS dan menahan penguatan rupiah. Kondisi penularan COVID-19 di Indonesia yang meninggi juga bisa menahan penguatan rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.950 per dolar AS hingga Rp14.080 per dolar AS.
Pada Senin (2/2) lalu, rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.025 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.023 per dolar AS.
Pada pukul 9.57 WIB, rupiah menguat 27 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp13.998 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.025 per dolar AS.
"Potensi penguatan rupiah hari ini masih terbuka dengan minat pasar terhadap aset berisiko terlihat tetap tinggi," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu
Indeks Dow Jones ditutup menguat dan indeks saham Asia pagi ini terlihat positif. Laporan-laporan pendapatan perusahaan yang positif membantu penguatan indeks.
Ariston menuturkan, pasar juga masih memperhatikan perkembangan negosiasi stimulus di AS. Partai Demokrat menjalankan agendanya di Kongres untuk meloloskan proposal stimulus tanpa dukungan penuh partai Republik.
Sementara itu, Partai Republik masih bernegosiasi dengan Presiden AS Joe Biden mengenai paket stimulus yang lebih kecil.
"Perilisan stimulus yang cepat bisa membantu meningkatkan sentimen minat terhadap risiko," ujar Ariston.
Di sisi lain, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat menguat ke 1,11 persen dari sebelumnya 1,08 persen.
"Kenaikan yield ini bisa mendorong penguatan dolar AS dan menahan penguatan rupiah. Kondisi penularan COVID-19 di Indonesia yang meninggi juga bisa menahan penguatan rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.950 per dolar AS hingga Rp14.080 per dolar AS.
Pada Senin (2/2) lalu, rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.025 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.023 per dolar AS.