Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Rusdi Hartono, menyebutkan terduga teroris yang ditangkap di Merauke terkait dengan kelompok pengajian Villa Mutiara Makassar.
"Iya, sekali lagi ada kontak di antara mereka itu, karena memang kasus di Merauke itu hasil pengembangan dari Makassar. Jadi Makassar, Balikpapan dan Merauke itu saling ada keterkaitan," kata dia, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Sebanyak 13 orang terduga teroris ditangkap di Merauke, mereka tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat ke ISIS.
Menurut dia, antara JAD Merauke dan Villa Mutiara Makassar sama-sama pernah mengikuti pengajian dan pernah saling bertemu. "Iya pernah, mereka pernah ketemu," ujar dia.
Selain itu, kelompok itu saling melakukan kontak dengan berbagai platform komunikasi yang ada seperti grup WhatsApp. "Ya tidak hanya itu (grup WA) saja di antara mereka sudah saling bisa kenal orang-orang di Merauke," kata dia.
Ia mengatakan, intensifnya upaya penindakan dan pencegahan terorisme yang dilakukan oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror yang membuat kelompok teroris jaringan JAD tersebut bergerak ke daerah pinggiran seperti Merauke.
"Secara otomatis saja ketika aktivitas penegakan hukum oleh Densus demikian tinggi, tentunya mereka pun akan mencoba keluar daripada aktivitas itu, akhirnya di antara mereka ada yang keluar dari Makassar menuju ke Merauke, karena apa?, Karena aktivitas penegakan hukum yang tinggi yang dilakukan Densus terhadap kelompok-kelompok teroris Tanah Air," kata dia.
Ke-10 terduga teroris ditangkapTim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Indonesia di Merauke, Papua pada Jumat (28/5).
Adapun 10 teroris yang ditangkap yakni AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS, YK, AP dan IK, dari 10 orang ada pasutri yakni AP dan IK (perempuan).
Penangkapan kembali berlanjut pada Minggu (30/5), Tim Densus 88 Antiteror Kepolisian Indonesia menangkap satu lagi anggota jaringan teroris Ansharut Daulah di Merauke. Selain di Merauke, polisi juga menangkap satu terduga teroris di wilayah Balikpapan, Kalimatan Timur.
Hingga hari ini, total terduga teroris yang diamankan di Merauke bertambah menjadi 13 orang.
Para terduga teroris di Merauke dipastikan bukan orang asli Papua, tetapi orang dari luar Merauke yang sudah lama tinggal di Papua.
Mereka diduga mendapat paparan paham radikal saat berada di Merauke, Papua. Kelompok JAD Merauke ini, juga merencakan aksi teror di gereja di Merauke, Polres Merauke dan Satlantas Merauke.
"Iya, sekali lagi ada kontak di antara mereka itu, karena memang kasus di Merauke itu hasil pengembangan dari Makassar. Jadi Makassar, Balikpapan dan Merauke itu saling ada keterkaitan," kata dia, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Sebanyak 13 orang terduga teroris ditangkap di Merauke, mereka tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat ke ISIS.
Menurut dia, antara JAD Merauke dan Villa Mutiara Makassar sama-sama pernah mengikuti pengajian dan pernah saling bertemu. "Iya pernah, mereka pernah ketemu," ujar dia.
Selain itu, kelompok itu saling melakukan kontak dengan berbagai platform komunikasi yang ada seperti grup WhatsApp. "Ya tidak hanya itu (grup WA) saja di antara mereka sudah saling bisa kenal orang-orang di Merauke," kata dia.
Ia mengatakan, intensifnya upaya penindakan dan pencegahan terorisme yang dilakukan oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror yang membuat kelompok teroris jaringan JAD tersebut bergerak ke daerah pinggiran seperti Merauke.
"Secara otomatis saja ketika aktivitas penegakan hukum oleh Densus demikian tinggi, tentunya mereka pun akan mencoba keluar daripada aktivitas itu, akhirnya di antara mereka ada yang keluar dari Makassar menuju ke Merauke, karena apa?, Karena aktivitas penegakan hukum yang tinggi yang dilakukan Densus terhadap kelompok-kelompok teroris Tanah Air," kata dia.
Ke-10 terduga teroris ditangkapTim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Indonesia di Merauke, Papua pada Jumat (28/5).
Adapun 10 teroris yang ditangkap yakni AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS, YK, AP dan IK, dari 10 orang ada pasutri yakni AP dan IK (perempuan).
Penangkapan kembali berlanjut pada Minggu (30/5), Tim Densus 88 Antiteror Kepolisian Indonesia menangkap satu lagi anggota jaringan teroris Ansharut Daulah di Merauke. Selain di Merauke, polisi juga menangkap satu terduga teroris di wilayah Balikpapan, Kalimatan Timur.
Hingga hari ini, total terduga teroris yang diamankan di Merauke bertambah menjadi 13 orang.
Para terduga teroris di Merauke dipastikan bukan orang asli Papua, tetapi orang dari luar Merauke yang sudah lama tinggal di Papua.
Mereka diduga mendapat paparan paham radikal saat berada di Merauke, Papua. Kelompok JAD Merauke ini, juga merencakan aksi teror di gereja di Merauke, Polres Merauke dan Satlantas Merauke.