Timika (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua mengajak warga setempat mematuhi protokol kesehatan (prokes) guna mencegah penularan varian baru COVID-19 yang saat ini mulai merebak di beberapa wilayah di Tanah Air.
Ketua IDI Mimika dr Leonard Pardede di Timika, Jumat, mengatakan promosi kesehatan untuk mengajak warga tetap patuh menjalankan prokes, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
"Prokes 3M yang sekarang menjadi 5M itu yang harus dikerjakan kembali. Itu saja kuncinya, ditambah perilaku hidup sehat dan bersih dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau semua itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh setiap individu maka penyakit ini bisa kita atasi," katanya.
Menurut dia, setiap orang harus disadarkan untuk benar-benar mematuhi dan menjalankan prokes secara ketat sebagai wujud cinta kepada orang-orang terdekatnya.
"Kita semua pasti sayang keluarga kita dan tentu tidak mengharapkan ada keluarga kita jatuh sakit akibat terpapar COVID-19. Dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Jakarta dan tempat-tempat lain di Indonesia saat ini, masih ada waktu bagi kita di Mimika untuk bisa mencegah. Yang terpenting semua orang sadar," kata Leonard yang juga Direktur RS Kasih Herlina Timika itu.
IDI Mimika mengharapkan tumbuhnya kesadaran seluruh warga setempat untuk mematuhi dan menjalankan prokes secara ketat, agar penularan COVID-19 bisa dikendalikan sehingga pemerintah daerah setempat tidak lagi kembali menerapkan kebijakan pembatasan-pembatasan.
"Semua kita tentu tidak mengharapkan ada kebijakan pembatasan lagi seperti dulu. Kalau ada pembatasan, otomatis ekonomi tidak bisa berjalan. Kalau ekonomi macet, bagaimana orang mau hidup. Jadi, kita jangan pernah lengah untuk mengabaikan prokes," ujarnya.
Dinkes Provinsi Papua melakukan kunjungan ke sejumlah daerah untuk melakukan koordinasi dalam antisipasi penyebaran varian baru.
Pemprov Papua sedang mempertimbangkan untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jika sampai varian baru COVID-19 sudah masuk di Papua.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Robby Kayame mengatakan seiring berjalannya waktu, cepat atau lambat virus varian baru akan masuk Papua.
“Mau dan tidak mau, cepat atau lambat varian baru virus Delta akan masuk di Papua. Kalau kondisinya masih seperti ini masyarakat tidak mau patuhi protokol kesehatan, tidak mau vaksin, tidak penuhi surat jalan bebas COVID-19, maka cepat atau lambat barang ini pasti masuk,” katanya.
Dinkes Papua mendatangi semua kabupaten/kota untuk melihat langsung dan meninjau kesiapan rumah sakit, fasilitas layanan kesehatan untuk mengantisipasi terjadi peningkatan kasus seperti yang sudah terjadi di Pulau Jawa saat ini.
Diharapkan seluruh petugas yang ada di rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta, agar sudah divaksin COVID-19.
Ketua IDI Mimika dr Leonard Pardede di Timika, Jumat, mengatakan promosi kesehatan untuk mengajak warga tetap patuh menjalankan prokes, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
"Prokes 3M yang sekarang menjadi 5M itu yang harus dikerjakan kembali. Itu saja kuncinya, ditambah perilaku hidup sehat dan bersih dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau semua itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh setiap individu maka penyakit ini bisa kita atasi," katanya.
Menurut dia, setiap orang harus disadarkan untuk benar-benar mematuhi dan menjalankan prokes secara ketat sebagai wujud cinta kepada orang-orang terdekatnya.
"Kita semua pasti sayang keluarga kita dan tentu tidak mengharapkan ada keluarga kita jatuh sakit akibat terpapar COVID-19. Dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Jakarta dan tempat-tempat lain di Indonesia saat ini, masih ada waktu bagi kita di Mimika untuk bisa mencegah. Yang terpenting semua orang sadar," kata Leonard yang juga Direktur RS Kasih Herlina Timika itu.
IDI Mimika mengharapkan tumbuhnya kesadaran seluruh warga setempat untuk mematuhi dan menjalankan prokes secara ketat, agar penularan COVID-19 bisa dikendalikan sehingga pemerintah daerah setempat tidak lagi kembali menerapkan kebijakan pembatasan-pembatasan.
"Semua kita tentu tidak mengharapkan ada kebijakan pembatasan lagi seperti dulu. Kalau ada pembatasan, otomatis ekonomi tidak bisa berjalan. Kalau ekonomi macet, bagaimana orang mau hidup. Jadi, kita jangan pernah lengah untuk mengabaikan prokes," ujarnya.
Dinkes Provinsi Papua melakukan kunjungan ke sejumlah daerah untuk melakukan koordinasi dalam antisipasi penyebaran varian baru.
Pemprov Papua sedang mempertimbangkan untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jika sampai varian baru COVID-19 sudah masuk di Papua.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Robby Kayame mengatakan seiring berjalannya waktu, cepat atau lambat virus varian baru akan masuk Papua.
“Mau dan tidak mau, cepat atau lambat varian baru virus Delta akan masuk di Papua. Kalau kondisinya masih seperti ini masyarakat tidak mau patuhi protokol kesehatan, tidak mau vaksin, tidak penuhi surat jalan bebas COVID-19, maka cepat atau lambat barang ini pasti masuk,” katanya.
Dinkes Papua mendatangi semua kabupaten/kota untuk melihat langsung dan meninjau kesiapan rumah sakit, fasilitas layanan kesehatan untuk mengantisipasi terjadi peningkatan kasus seperti yang sudah terjadi di Pulau Jawa saat ini.
Diharapkan seluruh petugas yang ada di rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan, baik milik pemerintah maupun swasta, agar sudah divaksin COVID-19.