Wamena (ANTARA) - Personel Kepolisian Resor Jayawijaya, Polda Papua, disiagakan untuk mengantisipasi kerusuhan sengketa hasil pemilihan kepala daerah di Kabupaten Yalimo, merembes ke daerah ini.
Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Polisi Dominggus Rumaropen di Wamena, Rabu, mengatakan selain menyiapkan satu peleton, ditempatkan anggota juga di Kantor KPU Yalimo yang ada di Jayawijaya.
"Wamena inikan sentral dari kabupaten-kabupaten pemekaran di pegunungan Papua, jadi kita waspadai dampak-dampak lain ke Wamena," katanya.
Dominggus juga menyebutkan tidak ada pemalangan jalan penghubung antar Yalimo-Jayawijaya.
"Memang ada beberapa titik jalan yang di palang di wilayah Yalimo sedangkan dari Wamena sampai di perbatasan Yalimo jalan masih normal dilalui kendaraan," katanya.
Kapolres tidak mengirim personel untuk membantu anggota Polres Yalimo sebab mereka didukung oleh personel dari Polda Papua di Jayapura.
Kerusuhan Yalimo pecah setelah putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa pilkada Kabupaten Yalimo.
Kepolisian menyebutkan pembakaran kantor pemerintah di sana dilakukan oleh massa pendukung yang diduga dari pasangan calon nomor urut satu yaitu Erdi Dabi dan Jhon Willlil.
Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Polisi Dominggus Rumaropen di Wamena, Rabu, mengatakan selain menyiapkan satu peleton, ditempatkan anggota juga di Kantor KPU Yalimo yang ada di Jayawijaya.
"Wamena inikan sentral dari kabupaten-kabupaten pemekaran di pegunungan Papua, jadi kita waspadai dampak-dampak lain ke Wamena," katanya.
Dominggus juga menyebutkan tidak ada pemalangan jalan penghubung antar Yalimo-Jayawijaya.
"Memang ada beberapa titik jalan yang di palang di wilayah Yalimo sedangkan dari Wamena sampai di perbatasan Yalimo jalan masih normal dilalui kendaraan," katanya.
Kapolres tidak mengirim personel untuk membantu anggota Polres Yalimo sebab mereka didukung oleh personel dari Polda Papua di Jayapura.
Kerusuhan Yalimo pecah setelah putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa pilkada Kabupaten Yalimo.
Kepolisian menyebutkan pembakaran kantor pemerintah di sana dilakukan oleh massa pendukung yang diduga dari pasangan calon nomor urut satu yaitu Erdi Dabi dan Jhon Willlil.