Wamena (ANTARA) - Sekolah di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua saar ini mulai melakukan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di kelas dalam rangka menyambut tahun ajaran baru yang dilaksanakan 12 Juli.

Simulasi pembelajaran terbatas yang berlangsung di SMP Negeri 1 Wamena, Selasa, disaksikan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Tinggal Wusono dan pejabat dinas pendidikan serta guru.

"Harapan kami dengan adanya simulasi ini, baik itu dari guru, anak-anak sekolah menjadi siap terkait apa-apa yang menjadi bagian tugas dan tanggungjawabnya sehingga proses pembelajaran ke depan itu sama-sama bisa disiasati secara baik," katanya.

Diakuinya, Pemkab Jayawijaya tidak bisa memastikan apakah anak-anak akan melakukan pembelajaran tatap muka pada 12 Juli mendatang atau tidak sebab akan disesuaikan dengan situasi perkembangan angka COVID-19. 

"Intinya kita persiapkan dahulu apa yang menjadi tahapan yang sudah kita rencanakan kita persiapkan, kalau ternyata pada masa dibukanya pembelajaran baru ternyata kasus covid tinggi, tentunya ada pemberitahuan resmi dari bupati terkait dengan bisa atau tidaknya proses pembelajaran ini dilakukan," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya Walden Hood Sinaga mengatakan simulasi itu menghadirkan sejumlah kepala sekolah dan diharapkan mereka menerapkan di sekolah masing-masing jika lingkungan memungkinkan. 

"Nanti dari pihak pemerintah maupun tim satgas akan selalu melakukan monitoring secara berkala dan acak. Di situ nanti kita evaluasi sekolah mana yang lebih siap menerapkan pembelajaran tatap muka itu," katanya.

Simulasi tahap pertama ini baru dilakukan untuk tingkat SMP dan rencananya dilakukan untuk tingkatan TK, SD maupun SMA/SMK.

"Ini simulasi untuk menjadi pertimbangan untuk semua tingkat pendidikan di semua zona. Soal nanti tingkatan ketat prokoes atau lebih longgar nanti kita lihat di lapangan," katanya.

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wamena Yemima Kopeu mengatakan pihaknya siap melaksanakan pembelajaran terbatas dengan prosedur pencegahan COVID-19 jika tim verifikator mengizinkan. 

"Apabila keputusan tim verifikator harus dipending untuk tatap muka terbatas ini maka akan kami ikuti," katanya.

Pada pembelajaran terbatas ini guru dan siswa hanya melakukan tatap muka selama 120 menit. Dalam seminggu pelajar satu kelas datang ke sekolah sebanyak dua kali.

"Untuk semua tingkatan dalam satu minggu hanya dua kali masuk sekolah, dan jam mereka hanya 120 menit. Waktu 120 menit ini sangat kurang tetapi sedapat mungkin dimaksimalkan hal-hal yang penting untuk diketahui oleh anak-anak untuk beberapa mata pelajaran," katanya.
 

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024