Jakarta (ANTARA) - Sebanyak tujuh atlet diturunkan Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia berlaga dalam kompetisi parabadminton yang untuk pertama kalinya di digelar pada ajang multicabang terbesar di dunia bagi penyandang disabilitas Paralimpiade Tokyo 2020.

Menjadi salah satu cabang olahraga dengan atlet terbanyak yang diturunkan, parabadminton Indonesia diharapkan bisa meraih medali mengingat ketangkasan timnas sudah teruji dengan sangat baik di turnamen tingkat internasional.

Salah satu harapan timnas parabadminton nasional ialah Dheva Anrimusthi, yang namanya melejit saat Asian Paragames 2018 tatkala menjadi penentu raihan medali emas di nomor beregu putra melawan Malaysia.

Dheva diproyeksikan untuk tampil di nomor tunggal putra SU5 parabadminton Paralimpiade Tokyo 2020, sektor yang memposisikan dirinya di peringkat teratas dunia.

Saat berjuang di lapangan, Dheva dikenal punya semangat juang yang tinggi dan berusaha keluar dari tekanan lawan meski harus bersusah payah.

Bagi atlet asal Kuningan Jawa Barat ini, menaikkan bendera Merah Putih di tiang tertinggi adalah motivasi terbesarnya dalam bertanding.

"Keinginan dan kebanggaan bisa mengibarkan Sang Merah Putih adalah kekuatan utama untuk mengalahkan musuh-musuh di lapangan," kata Dheva seperti dilansir NPC Indonesia di laman resminya.

Dheva, sebelumnya merintis karier dalam olahraga tepok bulu dan bergabung dengan sejumlah klub termasuk Chandra Wijaya International Badminton Center dan Sangkuriang Graha Sarana (SGS) PLN Bandung, klub yang juga menelurkan pebulu tangkis tunggal putra kawakan seperti Taufik Hidayat dan Anthony Sinisuka Ginting.

Saat kecil, Dheva sudah mulai berlatih bulu tangkis dan harus berjuang cukup keras pada saat itu. Sepulang sekolah, Dheva harus bersiap untuk berlatih di gedung olahraga (GOR) yang berjarak lima kilometer dari rumahnya.

Putra sulung pasangan Aan Suparman dan Rita Rusliani ini biasa berlatih sampai GOR tutup yaitu pukul 22.00 WIB.

Dheva tidak jarang memutuskan pulang ke rumah berjalan kaki karena tidak tersedianya kendaraan umum untuk ke rumah.

Berubah nasib

Namun tak disangka langkah Dheva di bulu tangkis menemui cobaan saat ia mengalami kecelakaan tunggal yang membuat cedera tangan kanannya. Kecelakaan saat menaiki motor itu, membuat tangan kanan Dheva tak bisa diluruskan atau ditekuk secara sempurna secara permanen.

Akibatnya tak cuma fisik, namun mental Dheva juga terbentur keras. Ia pun memilih berhenti dari bulu tangkis karena keadaannya, hingga selama tiga tahun lamanya sebelum akhirnya bangkit mencari peruntungan yang lebih baik.

Takdir pun mulai menemukan jalannya kala Dheva mulai menyadari hasrat mendalamnya untuk menjadi juara, ditambah peran orang tua yang terus menyemangatinya untuk bangkit.

Setelah lulus dari SMKN 1 Kuningan, Dheva kembali berlatih ke klub SGS PLN. Baru tiga bulan berlatih, ia didatangi NPCI Jawa Barat untuk ikut pemusatan latihan daerah (Pelatda) dan membela provinsinya dalam Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 di Bandung.

Saat itu bukan hal mudah untuk kembali aktif di lapangan setelah vakum tiga tahun sejak 2013, sehingga membuatnya harus beradaptasi dari segi "feeling" serta teknik pukulan yang harus diubah.

Namun dengan tekad membara, Dheva dengan mantab bermain sebagai tim tuan rumah dan sukses meraih emas dari nomor ganda putra Low 3 bersama Hafizh Briliansyah Prawiranegara.

Kesuksesan itu dilirik NPC Indonesia dengan menawarkan Dheva untuk bermain di jenjang yang lebih tinggi, yaitu membela Merah Putih dalam ajang internasional lewat Pelatnas Paralimpiade.

Dheva pun hijrah ke markas NPC Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah, untuk mempersiapkan diri mengikuti ASEAN Paragames 2017.

Di Kuala Lumpur, Malaysia, Dheva meraih satu medali emas dan satu perunggu. Untuk perunggu diraih Dheva setelah terhenti di semifinal nomor SU5, sedangkan emas dikantongi Dheva dari nomor ganda putra SU5 kembali berpasangan dengan Hafizh dalam sebuah All-Indonesian Final mengalahkan rekan senegara Suryo Nugroho/Oddie Kurnia Dwi Listyanto.

Kerja kerasnya di Pelatnas Paralimpiade kembali membuahkan hasil saat berlaga di Asian Paragames 2018. Di ajang multicabang ini, Dheva mencetak tiga medali emas parabadminton.

Impian Dheva di dunia bulu tangkis tak berhenti di sini. Setelah sukses di Asian Paragames, Dheva mewujudkan impiannya membangun sebuah GOR bulu tangkis pribadi.

Baginya, mencintai bulu tangkis tak hanya berprestasi dan membuat bangga banyak orang, tapi juga ikut bersumbangsih mengembangkan bibit-bibit atlet muda dari daerah kelahirannya melalui GOR Anrimusthi miliknya.

Data diri singkat
Nama lengkap: Dheva Anrimusthi
Tempat, tanggal lahir: Kuningan, 5 Desember 1998

Prestasi lain:
- Medali emas ganda putra, Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016
- Medali perunggu tunggal putra, ASEAN Paragames Kuala Lumpur 2017
- Medali emas ganda putra, ASEAN Para games Kuala Lumpur 2017
- Medali emas tunggal putra, Asian Paragames 2018
- Medali emas ganda putra, Asian Paragames 2018
- Medali emas beregu putra, Asian Paragames 2018
- Medali emas tunggal putra, Kejuaraan Dunia BWF 2019
- Medali emas ganda putra, Kejuaraan Dunia BWF 2019
- Medali emas tunggal putra, Enes Cup Turkish Parabadminton International 2019
- Medali emas ganda putra, Enes Cup Turkish Parabadminton International 2019
- Medali emas tunggal putra, Dubai Para-Badminton International 2019
- Medali emas ganda putra, Dubai Para-Badminton International 2019
 

Pewarta : Roy Rosa Bachtiar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024